Penyebutan Neo Khawarij Pecah Belah NU, Kembali ke Khittah 26 Keputusan Muktamar ke-27
Editor: Tim
Jumat, 04 Desember 2020 19:37 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Penyebutan Neo Khawarij NU terhadap kader NU kritis terhadap PBNU yang dilakukan KH Imam Jazuli sangat disayangkan oleh Dr. KH. Husnul Khuluq, mantan ketua PCNU Gresik Jawa Timur. Menurut Kiai Husnul Khuluq, sikap Kiai Imam Jazuli itu sangat tidak etis. Sebab tidak hanya menimbulkan asumsi bahwa ada kader NU yang menyimpang, tapi juga memecah belah NU.
“Penyebutan Neo Khowarij atau Khowarij gaya baru akan membangun pemikiran bahwa ada yang keluar dari garis perjuangan NU. Padahal semua itu tidak ada. Buktinya, semua warga NU tetap berakidah, berfiqih, dan bertasawwuf yang sama. Munculnya istilah itu justru akan memecah belah persatuan dan kesatuan di internal NU,” kata Kiai Husnul Khuluq dalam keterangan tertulis yang direrima BANGSAONLINE.com, Jumat (4/12/2020).
BACA JUGA:
Cak Imin Sebut Wasekjen PBNU Pengangguran Cari Kegiatan, Gegara Bela Gus Ipul soal Regenerasi PKB
Disebut Mau Dongkel Cak Imin, Gus Yaqut: Gosip, Digosok Makin Sip
Ghibah Politik Ramadhan: Menyoal PBNU tentang Politik Dinasti dan Misi Gus Dur
Suka Cita Sambut Ramadan, Khofifah: Momentum Tingkatkan Kualitas Ibadah dan Kesalehan Sosial
Menurut dia, harus dibedakan antara gerakan moral kultural dan struktural. Gerakan moral – kata Kiai Husnul Khuluq, harus tetap dilakukan untuk menjaga agar perjuangan NU tetap berada dalam khittahnya.
“Saya sendiri sangat tidak setuju dengan gerakan (KKNU) struktural. Al-Maghfur lahu Abah KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) dengan tegas mengatakan perjuangan ini adalah perjuangan moral untuk mengawal jalannya NU dan ini menjadi tugas kita bersama,” kata Kiai Husnul Khuluq yang mantan Sekda Gresik.
Mantan ketua PCNU Gresik tiga periode itu menyayangkan tulisan Kiai Imam Jazuli yang terkesan asal-asalan semata untuk menyerang kelompok yang tak sejalan. Ia mencontohkan, dalam tulisan Kiai Imam Jazuli yang berjudul “Fenomena Neo Khowarij NU dan Khittoh 1926” itu disebutkan "...Dalam hemat penulis, gagasan kembali ke Khittah 1926 dari lingkungan internal...".
Simak berita selengkapnya ...