​Di Sumsel, Gubernur Khofifah Ajak Paguyuban Warga Jatim Perkuat Perdagangan Antar-Daerah | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Di Sumsel, Gubernur Khofifah Ajak Paguyuban Warga Jatim Perkuat Perdagangan Antar-Daerah

Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: Devi Fitri Afrianti
Jumat, 04 Desember 2020 11:00 WIB

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur silaturahmi dengan Warga Jatim yang tergabung dalam Paguyuban Warga Jatim di Sumatera Selatan (Sumsel). Kegiatan ini dilakukan di sela-sela kunjungan Jatim-Sumsel di Palembang, Selasa (1/12) malam, merupakan rangkaian kunjungan kerjanya untuk menemu kenali jejaring pelaku usaha dan jenis komoditas andalan dan unggulan di Sumsel seiring dengan kebutuhan di Jatim.

Suasana guyub, hangat, dan haru kental terasa saat Gubernur Khofifah hadir bersilaturahmi dengan Warga Jatim yang tinggal di Sumsel. Kedatangan Khofifah disambut gembira oleh warga masyarakat yang sudah bertahun-tahun merantau ke Sumsel. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Banyuasin, Dandim Banyuasin, Kadisbudpar Prov. Sumsel, Kadisbupar Prov. Jatim, Kadisperindag Prov. Jatim, Ketua, dan Anggota Paguyuban Masyarakat Jatim di Sumsel.

Tak hanya bersilaturahmi, Gubernur Khofifah juga memberikan bantuan kepada Paguyuban Masyarakat Jatim di Provinsi Sumsel. Dalam suasana keguyuban, Mantan Mensos RI itu mengajak Paguyuban Warga Jatim di Sumsel untuk memperkuat perdagangan antar daerah. Dari Sumsel bisa menjadi penjual atau pembeli ke Jatim, begitu juga sebaliknya dari Jatim bisa menjadi penjual atau pembeli bahkan bisa saling berinvestasi.

Menurut Khofifah, fungsi yang selama ini dilakukan Kantor Perwakilan Dagang (KPD) Jatim bisa dilakukan paguyuban warga Jatim di provinsi-provinsi yang memungkinkan bangun konektivitas jejaring perdagangan. Sebagaimana diketahui mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di 26 provinsi di Indonesia.

Lebih lanjut disampaikannya, dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan, ada opsi atau pilihan bahwa kantor perwakilan dagang yang tadinya ada kantor, fungsi itu bisa dilakukan paguyuban warga Jatim. Paguyuban Warga Jatim ini akan menjadi bagian dari tim yang bisa membantu proses konektivitas perdagangan lebih luas dan militan. Lebih lanjut disampaikan, format ini sedang dipersiapkan agar lebih maksimal lagi. KPD ini akan secara bertahap akan disinergikan dengan paguyuban Jatim yang berada di masing-masing provinsi.

“Mudah-mudahan ini akan lebih solid karena komitmen warga Jatim pasti akan memberikan kekuatan untuk bisa membawa saling mempertemukan penjual dan pembeli antar kedua provinsi,” jelas orang nomor satu di Jatim.

Dicontohkan, Warga Jatim yang ada di Sumatera Selatan sebanyak sekitar tiga juta jiwa tersebar pada 17 kabupaten/kota di Sumsel. Ini sangat nyekrup sekali dengan peluang dagang yang saling menguntungkan .

“Militansi sebagai Warga Jatim tetap akan menjadi penguat. Mereka bisa saja berpuluh tahun di sini, tetapi akan ada proses yang menjadi daya pengikat bahwa mereka adalah masyarakat Jatim yang sedang meniti karir, profesi di Sumsel,” tambahnya.

Ia juga mempromosikan Kawasan Industri Halal yang akan dikembangkan di Jatim untuk IKM dan UKM. Kawasan Industri Halal (KIH) sendiri adalah suatu area yang dikhususkan untuk produksi dan tempat penyimpanan produk halal. Dimana integrasi suatu produk halal dijamin oleh kawasan melalui sistem dan prosedur halal yang ketat.

“Kalau mereka pelaku UKM dan IKM, siapapun warga Indonesia bisa ambil posisi untuk punya lahan IKM dan UKM,” jelasnya.

KIH ini merupakan pengembangan kawasan indistri di Safe N Lock berdiri di atas lahan seluas ± 462 hektar. Lahan kawasan industri halal ini direncanakan total 148 hektar. Sebagai pengelola, PT. Makmur Berkah Amanda siap menambah luasan kawasan industri halal, terutama untuk sektor pariwisata, makanan dan minuman, kosmetik hingga kesehatan.

Dalam silaturahmi itu, Gubernur Khofifah menampung aspirasi Warga Jatim yang tinggal di Sumatera Selatan. Bahkan gubernur perempuan pertama di Jatim itu mengapresiasi Warga Jatim yang sukses memasarkan produk perhiasan hingga AS.

Ada beberapa perwakilan warga yang menyampaikan aspirasinya di hadapan Gubernur Khofifah. Diantaranya, Perwakilan Pondok Pesantren KH. Umar Said mengatakan, di Sumsel terdapat sekitar 380 pondok pesantren. Sebanyak 85 persen pimpinannya berasal dari Jatim. Tak hanya memberikan kontribusi lumbung pangan, tetapi komunitas Jatim di Sumsel mampu berkontribusi lumbung sumber daya manusia (SDM).

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video