​Tolak Boikot, PWNU: Di Prancis Ada 2.000 Lebih Masjid, Macron Marah pada Islam Radikal | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Tolak Boikot, PWNU: Di Prancis Ada 2.000 Lebih Masjid, Macron Marah pada Islam Radikal

Editor: MMA
Minggu, 08 November 2020 21:15 WIB

Dr. KH. Marzuki Mustamar. foto: bangsaonline.com

SUABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua PWNU Jawa Timur Dr. KH. Marzuki Mustamar menegaskan bahwa kita (umat Islam) memang marah karena Nabi Muhammad SAW dikarikaturkan. Tapi ia minta umat Islam – terutama warga NU – introspeksi, berpikir rasional dan tetap berpatokan pada ajaran Islam Ahlussunnah Wal-Jamaah (Aswaja).

“Sebagai muslim tentu kita tersinggung, marah, kalau Nabi digambarkan jelek kayak gitu,” kata Kiai Marzuki Mustamar dalam rekaman video berjudul: Kenapa NU tidak Serukan Boikot Produk Prancis.

Tapi kita – kata Kiai Marzuki Mustamar – juga harus evaluasi, mawas diri dan introspeksi. Menurut dia, Prancis itu ramah kepada muslim Ahlussunah Walajamaah (Aswaja), Islam moderat seperti yang dianut warga NU.

“Kepada muslim biasa (bukan aliran keras), yang Ahlusssunah wal-Jamaah, Prancis itu welcome. 2.000 lebih masjid di Prancis aman-aman aja,” kata Kiai Marzuki Mustamar. Di Prancis bahkan terdapat 2.200 masjid. 

Bukan hanya itu. Menurut Kiai Marzuki, ribuan pengungsi dari Syuriah juga diterima oleh Prancis.

“Yang membuat Prancis marah, bukan kepada umat Islam seperti kita, Ahlusunnah Wal-Jamaah. Yang membuat Macron marah karena Islam model ISIS. Teroris itu lho, Islam radikal yang membunuh sejarawan senior. Jadi yang bermasalah itu Islam radikal, bukan Islam umum seperti yang kita anut,” tambahnya.

Kiai Marzuki Mustamar menjelaskan bahwa Al-Quran melarang kita menjelek-jelekkan agama lain. “Aslinya, Al-Quran sendiri itu melarang kita menyakiti orang lain, melarang kita mem-bully, menghina, mengejek, menjelek-jelekkan agama di luar Islam. Yesus diilok-ilokno yo gak oleh (Yesus diolok-olok ya tidak boleh)-. Sang Yang Widi dielek-dielekno yo gak oleh,” kata Kiai Marzuki Mustamar sembari mengatakan bahwa pada zaman Nabi pun dulu juga dilarang menghina berhala Latta, Uzza, dan sebagainya.

(Samuel Paty, guru sejarah yang dibunuh Abdullakh Anzorov, remaja Chechen berusia 18 tahun. foto: (AFP via BBC/Kompas.com)

Sebab, kata Kiai Marzuki Mustamar, jika kita menjelek-jelekkan simbol agama lain yang mereka anggap suci, khawatir mereka membalas menjelek-jelekkan Nabi kita secara ngawur. “Jadi ini bukan soal NU atau bukan. Tapi mari kita mengikuti ajaran agama Islam,” katanya.

Kiai Mustamar lalu mengutip Al-Quran Surat Al-Anam ayat 108. Yang artinya: Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.”

“Jadi, seperti sekarang ini. Wong namanya non Muslim yo ngarikatur ngawur. Tapi kan ada penyebabnya,” katanya sembari minta umat Islam tidak memancing kebencian.

Karena itu Kiai Marzuki Mustamar mengajak mengembangkan Islam yang ramah, damai, berbudaya, berperadaban, berprestasi, dan membanggakan. Sebab,meski umat Islam minoritas di beberapa negara lain, tapi jika berprestasi dan membanggakan, maka Negara yang mereka tempati akan hormat dan ikut bangga.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video