Peringati Harlah NU ke-89, Kiai Hasyim: Waspada Ancaman Syiah dan Wahabi! | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Peringati Harlah NU ke-89, Kiai Hasyim: Waspada Ancaman Syiah dan Wahabi!

Wartawan: Revol
Selasa, 03 Februari 2015 16:46 WIB

Kiai Hasyim Muzadi saat memberikan ceramah dalam acara peringatan Harlah ke-89 NU di Ponpes Darul Ulum, Rejoso, Jombang. foto: Revol/BangsaOnline

Kiai Hasyim menganggap NU terlalu sembrono dan lengah dengan membiarkan ideologi luar tersebut. Kiai Hasyim khawatir lama-lama NU akan habis secara aqidah dan budaya secara tidak terasa dengan waktu yang tidak lama.

“Syiah pasti akan mengajak perang jika sudah besar nanti, apalagi Wahabi yang memang membenarkan perang,” jelas mantan cawapres pemilu 2004 tersebut.

Oleh karena itu Kiai Hasyim mengajak seluruh Kiai-Kiai untuk mencari solusi dan mengembalikan NU ke ‘relnya’ dengan cara membangun lagi aqidah, politik, budaya, ekonomi dan sebagainya.

Wacana Pemilihan melalui Konsep Ahlul Halli wal Aqdi Jelang Muktamar NU

Untuk menemukan solusi atas ancaman ideologi-ideologi yang mulai merembes dan menyerang NU tersebut, Kiai Hasyim menjawabnya dengan mengomentari konsep yang saat ini ramai dibahas jelang Muktamar yang rencananya akan diselenggarakan Agustus 2015, yaitu konsep pemilihan Rais Aam yang digadang-gadang bakal menggunakan konsep Ahlul Halli wal Aqdi.

Sebagaimana diketahui, wacana pemilihan Rais Aam melalui permusyawaratan ulama ini memang menjadi isu yang banyak dibicarakan kalangan pejabat-pejabat NU.

Kiai Hasyim membandingkan bahwa apabila konsep Ahlul Halli wal Aqdi diberlakukan dalam pemilihan Rais Aam, sedangkan pemilihan ketua Tanfidziyah dilakukan secara langsung, hal ini akan membuat legitimasi Syuriah berkurang sehingga supremasi Tanfidziyah akan berada diatas Syuriah.

“Dulu memang pernah, tapi Kiai-Kiai simpul seperti KH As’ad Syamsul Arifin, KH Ali Maksum,dll waktu itu masih ada, sedangkan sekarang sudah jadi tim sukses sendiri-sendiri”, ujar Kiai Hasyim disambut gelak tawa hadirin.

Kondisi seperti ini nantinya akan membuat fungsi Syuriah lemah karena hanya sebagai penasihat, bukan pimpinan tertinggi yang fungsinya menentukan kebijakan syar’i. Apabila kondisi ini benar-benar terjadi, maka NU akan tergerus akibat pengaruh dari ideology-ideologi luar tersebut.

“Dalam Muktamar mendatang, NU harus memilih pemimpin yang benar-benar NU yang bisa melindungi Aswaja dari masuknya ideologi-ideologi luar, jangan sampai NU dipimpin oleh orang yang campur-campur,” pungkas ketua umum PBNU 1999-2010 tersebut.

 

 Tag:   muktamar-nu

Berita Terkait

Bangsaonline Video