Bidik 3, 45 Juta Muslim Amerika, Calon Presiden Joe Biden Kutip Hadits dan Insyaallah
Editor: MMA
Selasa, 20 Oktober 2020 20:56 WIB
WASHINGTON, BANGSAONLINE.com-Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) tinggal dua minggu lagi. Pilpres di AS akan berlangsung Selasa, 3 November 2020 mendatang.
Yang menarik, Calon Presiden (Capres) Amerika Serikat (AS) Joe Biden benar-benar all out untuk cari dukungan dari warga AS yang beragama Islam. Manuver poliik itu ia lakukan untuk menarik simpati warga muslim AS yang berjumlah sekitar 3,45 juta jiwa.
BACA JUGA:
Temui Pengusaha di Vietnam, Jokowi Ajak untuk Berinvestasi di IKN
Jaksa Khusus Kasus Dugaan Korupsi Anak Presiden
Hebatnya Jurnalisme The New York Times dalam Tragedi Titan
Korupsi Rp 1 Triliun, Tangan Ketua DPRD Diborgol
Jumlah ini hanya 1 % dari jumlah total warga AS yang mencapai 328,2 juta jiwa. Meski demikian, jumlah minoritas ini bisa menjadi penentu kemenangan pemilihan presiden AS karena mereka terkonsentrasi di negara bagian penting dan medan pertempuran, seperti Michigan, Florida, Wisconsin, dan Pennsylvania. Jadi suara mereka sangat berpengaruh.
“Muslim-Amerika adalah bagian Amerika Serikat, memberikan kontribusi budaya dan ekonomi yang tak ternilai bagi komunitas di seluruh negara. Tetapi mereka juga menghadapi tantangan dan ancaman nyata dalam masyarakat kita, termasuk kekerasan yang dipicu oleh rasial dan Islamofobia,” tegas Joe Biden dalam pidato kampanyenya.
(Demo warga AS tentang kematian George Floyd, berani melawan polisi. Foto: (AP/Ben Margot)
Pidato Biden itu menyodok langsung kebijakan politik rasis Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan larangan bagi negara-negara mayoritas muslim untuk datang ke AS dengan alasan mencegah terorisme asing masuk.
Trump bukan hanya rasis pada umat Islam. Tapi juga diskriminatif terhadap warga AS kulit hitam. Banyak sekali warga sipil AS berkulit hitam terbunuh di tangan polisi selama Trump jadi presiden. George Floyd dibunuh polisi kulit putih Minneapolis bernama Derek Chauvin, Senin (25/5). Secara sadis Chauvin menginjakkan kaki ke leher Floyd sehingga ia meninggal dunia karena tak bisa bernafas. AS pun geger. Demo meluas di seantero negeri.
Celakanya, pembunuhan itu berlanjut. Seorang perwira polisi Atlanta menembak dan membunuh Rayshard Brooks, 27, di sebuah restoran cepat saji Wendy. Ia ditembak hingga tujuh kali. Polisi-polisi AS memang sadis sekali terhadap warga Amerika kulit hitam.
(Donald Trump. Foto: Shutterstock/deadline.com)
Simak berita selengkapnya ...