Hasil Diskusi Bersama Dirut RS dan Kemenkes, Istilah ODP dan PDP akan Diganti
Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Yudi Arianto
Rabu, 01 Juli 2020 21:13 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemkot Surabaya menggelar pertemuan dengan direktur rumah sakit (RS), kepala puskesmas, serta camat se-Surabaya di Halaman Balai Kota Surabaya, Rabu (1/7/2020). Pada pertemuan ini, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengajak para direktur rumah sakit untuk berdiskusi perihal penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit.
Acara pertemuan tersebut juga dihadiri oleh rombongan Staf Khusus Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang memberikan bantuan serta berbagi pengalaman dengan rumah sakit di Surabaya untuk bersama-sama dalam menekan angka kematian.
BACA JUGA:
Khofifah Beberkan Langkah Jitu agar Calon Dokter Spesialis Terhindar dari Depresi
Kasus Demam Berdarah Meningkat Hampir Tiga Kali Lipat, Ini Cara Penanggulangannya Menurut Kemenkes
Lantik 2.086 PPPK, Wali Kota Surabaya Imbau Maksimalkan Tugas Kepada Masyarakat
Anjuran Konsumsi Garam Harian Menurut Kemenkes
Rombongan itu terdiri dari Staf Khusus Menteri Kesehatan (Menkes) Daniel Tjen, Jajang Edi Priyatno, dan Alexander Kaliaga Ginting. Kemudian Direktur Utama RSPI, Dirut RSUP Persahabatan, Kasubdit TBC P2P dan Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Risma mengajak kepada seluruh direktur untuk berdiskusi apa saja yang menjadi keluhan dalam menangani pasien Covid-19. Ia juga memberikan secarik kertas kepada para direktur tersebut untuk diisi apa saja yang menjadi kebutuhan dan kendala setiap rumah sakit.
“Mohon bapak ibu, kertasnya diisi nggih. Apa pun yang menjadi keluhan panjenengan sedoyo (anda semua), kita sama-sama berjuang pada kondisi saat ini,” kata Risma mengawali pertemuan.
Risma menyatakan bahwa selama ini ia bersama jajarannya berjuang sekuat tenaga untuk memutus pandemi ini dengan berbagai intervensi. Mulai dari permakanan, tracing, hingga dibuatnya Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo atas inisiasi Kapolda Jatim.
Wali kota perempuan pertama ini meminta agar para camat juga ikut angkat bicara terkait suka dukanya dalam memutus pandemi ini. “Saat ditemui oleh petugas ke rumah warga yang positif, sebagian warga menolak. Tapi kita harus memaksakan mereka untuk mau diisolasi. Sebenarnya bukan warga yang mengucilkan tapi mereka (pasien) yang malu,” ungkap Risma.
Simak berita selengkapnya ...