Kisah Kegigihan Relawan Nakes RS Darurat Covid-19 Kota Kediri Dalam Mendapat Izin Keluarga
Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: Muji Harjita
Jumat, 22 Mei 2020 14:20 WIB
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Menjadi relawan Nakes (Tenaga Kesehatan) di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Kota Kediri bukan hanya soal keahlian saja, tetapi ternyata juga dibutuhkannya izin dari keluarga sebagai salah satu syarat dalam pendaftaran. Permasalahannya, tidak semua orang tua rela melepas begitu saja putra putri mereka untuk bekerja di garda terdepan untuk melawan Covid-19 tersebut.
"Ya, awalnya susah sih izinnya, terutama ibu. Kalau bapak sih langsung mendukung," kata dr. Dian Ayu Murtidewi, salah satu relawan. Meski sebelumnya dokter muda ini sudah pernah bertugas di rumah sakit dan klinik, ibunya berat untuk melepas putrinya bekerja di rumah sakit darurat yang pasiennya khusus Covid-19.
BACA JUGA:
Ini Arahan PJ Wali Kota Kediri Pada Workshop Update Tatalaksana TBC SO dan TBC RO Bagi Nakes
Ayo Daftar! Pj Wali Kota Kediri Launching Program Pelatihan Keterampilan dan Kewirausahaan 2024
Hari Kedua, Tim Gabungan Belum Temukan Korban Terseret Arus Sungai Kedak Kediri
Hujan Turun, Pencarian Korban Terseret Arus Sungai Kedak di Kediri Dihentikan
"Saya jelaskan, bahwa risiko di rumah sakit lain sama saja dengan di sini. Semua Nakes (Tenaga Kesehatan) berpotensi tertular. Bahkan di rumah sakit umum, kita tidak tahu pasien yang datang kena Covid-19 atau tidak sebelum adanya pemeriksaan," terang Dian ketika meyakinkan orang tuanya. Akhirnya, izin pun didapatkan.
Hal yang sama, juga dialami oleh dr. Muhammad Hibban R.L. Sebelumnya, ia pun pernah bekerja di rumah sakit lain. Kontraknya habis, kemudian ia melamar menjadi relawan yang dibutuhkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri.
"Saya katakan pada orang tua, kalau sumpah dokter itu mengabdikan jiwa raganya untuk kesehatan masyarakat. Maka saya pun terpanggil untuk menjadi relawan ketika masyarakat membutuhkan," kata Hibban saat meyakinkan orang tuanya.
Simak berita selengkapnya ...