Tafsir Al-Kahfi 15: Koruptor Lebih Terhormat Ketimbang Guru
Editor: Redaksi
Selasa, 12 Mei 2020 09:27 WIB
Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
15. Haaulaa-i qawmunaa ittakhadzuu min duunihi aalihatan lawlaa ya/tuuna ‘alayhim bisulthaanin bayyinin faman azhlamu mimmani iftaraa ‘alaa allaahi kadzibaan
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Mereka itu kaum kami yang telah menjadikan tuhan-tuhan (untuk disembah) selain Dia. Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang jelas (tentang kepercayaan mereka)? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?
TAFSIR AKTUAL
Ayat studi ini (15) menegaskan betapa Tuhan serius meminta argumen logis sekaligus pertanggungjawaban para penyembah berhala. Kenapa sampai melakukan sembah kepada selain Allah? Arahnya jelas, agar Tuhan punya alasan juga untuk menyiksa mereka nanti, manakala tuntutan tak terpenuhi.
Hari ini para pengabdi pendidikan sedang dirundung perkoro, terkait tiga guru yang diditetapkan sebagai tersangka tragedi susur sungai di Sleman Yogyakarta yang menewaskan 10 siswa. Guru pembina kegiatan pramuka itu dianggap lalai dalam menjalankan tugasnya sehingga menghilangkan nyawa orang lain.
Bukan perkara hukumnya, tapi kelakuan oknum aparat, entah itu polisi atau siapa itulah yang sangat menyakitkan. Tiga guru itu digunduli, bercelana pendek, dan digirirng polisi sembari berjalan tanpa alas kaki layaknya bajingan jalanan, begal, atau pembobol ATM. Sementara para koruptor yang mahabajingan, meskipun pakai rompi tahanan, tapi tetap tampil elegan dan mewah. Kenapa aparat setempat tega melakukan hal demikian, kira-kira:
Simak berita selengkapnya ...