Tafsir Al-Isra 110: Allah, God, Dewa, Sang Yang, Gusti Dalam Al-ISM dan Al-MUSAMMA | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra 110: Allah, God, Dewa, Sang Yang, Gusti Dalam Al-ISM dan Al-MUSAMMA

Editor: Redaksi
Jumat, 01 Mei 2020 21:05 WIB

foto: Aspiratif News

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

110. Quli ud’uu allaaha awi ud’uu alrrahmaana ayyan maa tad’uu falahu al-asmaau alhusnaa walaa tajhar bishalaatika walaa tukhaafit bihaa waibtaghi bayna dzaalika sabiilaan

Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma‘ul husna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.”

SABAB NUZUL

Rasulullah SAW bermunajah kepada Allah SWT dengan menyebut sebagian asma-Nya yang dipilih, "Ya Allah Ya Rahman..". Beberapa gelintir orang kafir kebetulan ada di situ dan mendengar. Spontan mereka mentertawakan dan mengolok: "Hai Muhammad, kamu ini gimana. Kamu pemintahkan kami menyembah satu Tuhan, eh kamu sendiri malah menyembah dua Tuhan. Lha itu tadi, Tuhan Allah dan Tuhan Rahman...?

Seorang dari mereka menimpali: "Ya, Muhammad memang begitu. Malah dia berdoa 'Ya Rahman, Ya Rahim'. Ngapain panggil-panggil si Rahman? Rahman kan seorang laki-laki asal daerah Yamamah yang terkenal itu".

Seorang musyrik yang mendengar obrolan itu menambahi: "Ya, benar. Muhammad juga menyebut Allah dengan dua nama tersebut. Lihat, dia kan sering mengucap 'Bismillah al-Rahman al-Rahim'. Kalau 'Rahim' sih, kami mengerti maksudnya. Tapi kalau 'Rahman', siapa itu?".

Dari varian latar belakang historis seperti tertera di atas, turunlah ayat kaji ini (110) yang maksudnya menjawab semua ocehan mereka. Bahwa Dzat Tuhan adalah satu, yakni Allah SWT, titik. Tapi Dia mempunyai nama-nama terbaik (al-ama' al-husna) yang jumlahnya banyak sekali.

Tuhan membuka Diri dan mempersilakan umat manusia memanggil Diri-Nya dengan nama mana yang disukai. Nama yang familier menurut mereka. Silakan panggil Dia Allah, atau al-Rahman, atau al-Rahim, atau apa saja dari nama-nama-Nya tersebut, sama saja. Satu bodi dengan banyak nama itu biasa ada di kalangan manusia. Namanya Wiguno, alias pak Seno, alias kaji Somingun, alias Bayan Suko, dan seterusnya.

Artinya, Tuhan tidak memasalahkan Diri-Nya dipanggil apa, asal yang dimaksud adalah Diri-Nya, maka Dia menerima, hadir, dan memperhatikan. Tuhan sangat paham dan mengerti, bahwa perbedaan lisan, bahasa, dan dialek di kalangan umat manusia adalah ciptaan-Nya sendiri. Maka Tuhan mesti menerima konsekuensinya.

Lidah arab akan mudah mengucap kata ALLAH dengan langgam tafkhimnya, tapi susah bagi lidah Eropa. Lisan Hindia tidak sama dengan lisan China maupun Jawa. Menyangkut tradisi terkait sebutan Tuhan, Arab mengucap ALLAH, ILAH. Persia dan sekitarnya mengucap ELE, EL, IL. Eropa, GOD. India terkenal dengan DEWA-DEWA. Jawa, GUSTI, PANGERAN, dan sebagainya.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video