Tafsir Al-Isra 101: Sembilan Ayat Sakti di Tangan Musa A.S. | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra 101: Sembilan Ayat Sakti di Tangan Musa A.S.

Editor: Redaksi
Minggu, 26 April 2020 01:25 WIB

Ilustrasi

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

101. Walaqad aataynaa muusaa tis’a aayaatin bayyinaatin fais-al banii israa-iila idz jaa-ahum faqaala lahu fir’awnu innii la-azhunnuka yaa muusaa mashuuraan

Dan sungguh, Kami telah memberikan kepada Musa sembilan mukjizat yang nyata maka tanyakanlah kepada Bani Israil, ketika Musa datang kepada mereka lalu Fir‘aun berkata kepadanya, “Wahai Musa! Sesungguhnya aku benar-benar menduga engkau terkena sihir.”

TAFSIR AKTUAL

Ayat ini membicarakan nabi Musa A.S. yang dianugerahi sembilan ayat sakti. Jika kafir Makkah meragukan, silakan dicek sendiri ke komunitas bani Israel. Lalu simaklah apa komentar raja Fir'aun terhadap Musa. Orang yang mengaku Tuhan tertinggi itu hasud dan menuduh Musa sebagai tukang sihir.

Soal sembilan ayat itu (tis' ayat), pertama, dipahami sebagai ayat-ayat suci dalam kitab Allah, at-Taurah. Merujuk pada penuturan Shafwan ibn Assal al-Murady yang mengunggah kisah dua pria Yahudi yang menguji, apakah nabi Muhammd SAW seorang nabi atau bukan. Bagi mereka, nabi itu punya empat mata. Dua mata bersifat fisis, terlihat dan dua yang lain nonfisis, tidak terlihat.

"Hai Muhammad, apa maksud Musa diberi sembilan ayat itu?, (walaqad ataina Musa tis' ayat). Rasulullah SAW menjawab: "Sembilan ayat itu adalah: Kalian jangan menyukutukan Allah dengan apapun (La tusyriku bi Allah syai'a), jangan berzina, jangan membunuh tanpa alasan yang benar (La taqtulu al-nasf al-lati harram Allah illa bi al-haqq), jangan mencuri, jangan menyantet, jangan ke penguasa yang berpotensi membunuhmu, jangan makan riba, jangan menuduh zina kepada orang yang bersih dan yang kesembilan, perawi bernama Syu'bah ragu, antara: jangan lari dari kecamuk perang atau kalian, orang Yahudi jangan melanggar ibadah hari Sabtu.

Mendapat keterangan sejelas itu, dua pria Yahudi itu lantas bersujud dan mencium tangan dan kaki Rasulullah SAW sembari berkata: "kami bersaksi, engkau sungguh nabi beneran". Nabi menohok: "Kalian sudah mengerti yang sebenarnya, tapi mengapa kalian tidak memeluk agama Islam?"

Dua pri itu menjawab: "Sesungguhnya Dawud A.S. berharap, ke depan semua anak cucu dan keturunannya-lah yang menjadi Nabi, bukan dari nasab lain. Sementara kamu bukan dari garis Dawud, bukan dari garis anak keturunan Israel. Jika kami memeluk Islam, maka mereka akan membunuh kami".

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video