Tafsir Al-Isra 90-93: Nabi Itu Bukan Tuhan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Isra 90-93: Nabi Itu Bukan Tuhan

Editor: Redaksi
Jumat, 24 April 2020 22:57 WIB

Ilustrasi. foto: NU Online

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

90. Waqaaluu lan nu’mina laka hattaa tafjura lanaa mina al-ardhi yanbuu’aan

Dan mereka berkata, “Kami tidak akan percaya kepadamu (Muhammad) sebelum engkau memancarkan mata air dari bumi untuk kami,

91. Aw takuuna laka jannatun min nakhiilin wa’inabin fatufajjira al-anhaara khilaalahaa tafjiiraan

atau engkau mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu engkau alirkan di celah-celahnya sungai yang deras alirannya,

92. Aw tusqitha alssamaa-a kamaa za’amta ‘alaynaa kisafan aw ta/tiya biallaahi waalmalaa-ikati qabiilaan

atau engkau jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana engkau katakan, atau (sebelum) engkau datangkan Allah dan para malaikat berhadapan muka dengan kami,


PENGANTAR

Aneh-aneh sikap orang kafir terhadap Nabi utusan Tuhan. Kalau nggak mau percaya, ya sudahlah. Silakan ingkar, tapi jangan macam-macam. Dua macam gaya berkafir-kafir terhadap utusan Tuhan. Pertama, mengingkari sebagai utusan dan ini yang terbanyak. Model ini menimpa kebanyakan para Rasul, seperti nabi Nuh, Luth, Ibrahim, Musa, Muhammad 'Alaihim al-shalah wa al-salam dan, lain-lain.

Kedua, berlebihan menghormati, sehingga menjadikannya sebagai Tuhan. Ini menimpa pada diri nabi Isa ibn Maryam A.S. yang oleh kaum nasrani diangkat menjadi Tuhan. Artinya, kerasulan atau kenabian Isa diingkari, sehingga Isa bukan lagi Nabi atau Rasul. Isa anak lelaki Maryam naik derajat menjadi Tuhan. Soal manusia mukso dadi Pengeran tentu debatable dalam studi agama.

Ayat kaji ini mengangkat kebawelan kaum kafir jahiliah yang menuntut macam-macam kepada nabi Muhammad SAW. Dalihnya adalah sebagai persyaratan agar mereka bisa iman setelah persyaratan dipenuhi (... Lan nu'min lak hatta ...). Syarat-syarat itu dikemukakan begitu fantastis dan tidak masuk akal. Senagaja dibuat begitu agar mereka tidak dipersalahkan bila tidak beriman. Aslinya, dasar kafir, meski dipenuhi segala persyaratan tetap saja kafir.

Enam tuntutan yang mereka ajukan kepada Nabi Muhammad SAW telah terekam dalam ayat kaji di atas, yakni:

Pertama, mereka menuntut agar nabi Muhammad SAW menghadiahi mereka mata air segar yang keluar dari bumi gersang kota Makkah (... tafjur lana min al-ardl yanbu'a). Kedua, atau menghadiahi kebun rindang berisikan tanaman kurma dan anggur. Lalu, di celah taman itu mengalir sungai-sungai jernih, indah nan mempesona (... takun lak jannah min nakhil wa 'inab fatufajjir al-anhar khilalah tafjira).

Ketiga, hendaknya Nabi bisa meruntuhkan langit jatuh berkeping-keping ke bumi ini (... tusqit al-sama' kama za'amt 'alaina kisafa ...). Keempat, menuntut agar Tuhan Allah SWT turun ke bumi bersama para malaikat mendampingi Nabi (... ta'tiy bi Allah wa al-malaikah qabila).

Kelima, agar nabi mempunyai rumah pribadi yang super mewah, di mana materialnya terdiri atas emas murni dan barang-barang berharga lainnya (yakun lak bait min zukhruf) dan keenam, agar nabi terbang ke langit dan turun membawa kitab suci yang bisa mereka baca secara langsung (... tarqa fi al-sama' fa lan nu'min lak hatta tunazzil 'alaina kitab naqra'uh).

Digeruduk wong kafir dengan sekian tuntutan yang tidak masuk akal, nabi mulia itu hanya terdiam. Dan sebentar kemudian, Tuhan langsung menjawab. Jawablah wahai Muhammad: "Maha suci Tuhan, sesungguhnya aku ini hanyalah manusia biasa yang diamanati sebagai utusan. Bukan Tuhan yang maha bisa segalanya. "... subhan Rabby hal kunt illa basyar rasula".

Bila enam tuntutan di atas di-breakdown, kiranya terbaca seperti ini:

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video