13 Sekolah Disiapkan Pemkot Madiun Jadi Tempat Isolasi Pemudik
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Hendro Utomo
Senin, 06 April 2020 21:59 WIB
KOTA MADIUN, BANGSAONLINE.com - Satu per satu Orang Dengan Risiko (ODR) di Kota Madiun menyelesaikan masa pantau dan tidak sakit. Hingga Senin (6/4) ini, setidaknya terdapat 42 ODR yang telah usai pemantauan.
Artinya, mereka telah melaksanakan masa isolasi secara mandiri selama 14 hari dan tidak sakit. Namun, bukan berarti tugas selesai. Setidaknya, terdapat 371 ODR di Kota Madiun sampai saat ini. Berarti masih terdapat 329 lainnya yang masih menjalani masa pemantauan.
BACA JUGA:
Cegah Penularan DBD, Dinkes PPKB Kota Madiun Imbau Masyarakat Lakukan PSN
Sambut Hari Kartini 2024, Berikut Harapan Wali Kota Madiun untuk PKK
Halalbihalal, Wali Kota Madiun Ajak ASN Tingkatkan Pelayanan kepada Masyarakat
Bersama Forkopimda, Wali Kota Madiun Berangkatkan Angkutan Arus Balik Lebaran 2024
Besaran jumlah ODR itu tak terlepas dari banyaknya warga di perantauan yang pulang. Setidaknya, terdapat 38 ODR baru saat ini. Padahal, warga di perantauan diminta untuk tidak pulang sementara waktu. Apalagi, mereka dari zona merah. Tak heran, mereka yang pulang wajib menerapkan isolasi mandiri di rumah dan terus dipantau selama dua pekan.
Jika tidak, Pemkot Madiun juga menyiapkan sejumlah gedung sekolah sebagai tempat isolasi. Setidaknya terdapat 13 sekolah yang ditunjuk sebagai tempat isolasi. Ke-13 sekolah itu tersebar di tiga kecamatan. Pemanfaatan gedung sekolah itu merupakan tindak lanjut instruksi Gubernur Jawa Timur tentang kesiapan sekolah sebagai tempat karantina mandiri bagi para pemudik.
‘’Mungkin mereka tidak sakit. Tetapi tetap kita pantau. Makanya, pihak keluarga harus melapor kalau ada anggota keluarganya yang pulang dari luar daerah,’’ kata juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Penyebaran Covid-19 Kota Madiun Noor Aflah.
Kabar baik juga datang dari warga berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP). 2 dari 37 ODP di Kota Madiun juga dinyatakan sembuh. Berbeda dengan ODR, ODP merupakan warga yang memiliki riwayat dari daerah zona merah yang memiliki gejala demam, batuk, maupun pilek.
Simak berita selengkapnya ...