Gus Anom: Teroris Jauh dari Salawat
Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: M Didi Rosadi
Sabtu, 16 November 2019 10:41 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sejumlah aksi teror bom yang terjadi di tanah air belakangan ini menuai kecaman sekaligus keprihatinan publik. Termasuk serangan bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, belum lama ini.
Gus Anom bin Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan, pengasuh Majelis Taklim Al Munawwarah mengutuk pelaku teror bom tersebut. Menurutnya, teror bom itu adalah ulah teroris yang jauh dari salawat.
BACA JUGA:
Tiga Napi Tindak Pidana Terorisme di Lapas Kediri Nyatakan Ikrar Setia pada NKRI
Napiter Asal Semarang Bebas di Lapas Tuban
Densus 88 Libatkan PPATK dan Stakeholder untuk Telusuri Transaksi Terduga Teroris DE
Alumnus Tebuireng itu Dekati Mantan Teroris dengan Ushul Fiqh
"Mereka itu teroris yang jauh dari salawat, tidak pernah bersalawat. Sebab, orang yang senang bersalawat hatinya lembut, sehingga tak mungkin menyakiti sesama manusia. Apalagi sampai tega membunuh. Saya mengutuk aksi teror bom atas nama apapun," tegas Gus Anom usai pengajian di kawasan Asemrowo, Surabaya, Jumat (15/11) malam.
Gus Anom melanjutkan, orang yang gemar bersalawat akan mendapat hidayah dan syafaat dari Nabi Muhammad. Tentunya mereka pun akan meneladani sifat Nabi Muhammad. Ia mencontohkan Nabi Muhammad tidak pernah marah, bahkan dengan orang kafir Quraish yang setiap hari meludahi dan melemparinya dengan batu.
Sebaliknya, Nabi justru membalas kejahatan itu dengan kebaikan. Setiap pagi beliau menyuapi Quraish buta yang sangat membencinya itu. Hingga pada satu ketika Quraish buta itu tak pernah lagi disuapi makanan. Ia baru mengetahui orang yang tiap pagi menyuapinya itu telah meninggal dunia dan orang itu adalah nabi Muhammad, orang yang paling ia benci. Seketika Quraish itu menangis dan menyatakan masuk Islam.
Simak berita selengkapnya ...