Tafsir Al-Isra 12: Kerja Malam Hari Menyalahi Kodrat
Editor: Redaksi
Wartawan: --
Minggu, 25 November 2018 13:24 WIB
Oleh: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag. . .
Waja’alnaa allayla waalnnahaara aayatayni famahawnaa aayata allayli waja’alnaa aayata alnnahaari mubshiratan litabtaghuu fadhlan min rabbikum walita’lamuu ‘adada alssiniina waalhisaaba wakulla syay-in fashshalnaahu tafshiilaan (12).
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
"... waja’alnaa aayata alnnahaari mubshiratan litabtaghuu fadhlan min rabbikum". Sengaja Tuhan mencipta waktu siang secerah mungkin (mubshirah) dengan tujuan kalian bisa kerja secara baik demi meraup rezeki.
Kata mubshirah sebagai sifat meletak untuk waktu siang (al-nahar) mengisyaratkan bahwa pencahayaan ruangan dituntut cukup dan sehat. Menurut hasil penelitian, soal pencahayaan di ruang kelas, baik sekolah dasar, menengah pertama, maupun atas, umumnya kurang memenuhi standar, bahkan beberapa ruang kelas di desa nampak suram. Kurangnya pencahayaan saat siswa belajar sungguh memaksa mata bekerja ekstra. Dampaknya pasti tidak baik bagi mata. Akibatnya, kelak mereka berpotensi pakai kacamata.
Simak berita selengkapnya ...