Tafsir Al-Isra 1: Antara Isra' dan Sulap Demian
Wartawan: -
Sabtu, 10 Maret 2018 13:36 WIB
Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie M.Ag. . .
Subhaana alladzii asraa bi’abdihi laylan mina almasjidi alharaami ilaa almasjidi al-aqshaa alladzii baaraknaa hawlahu linuriyahu min aayaatinaa innahu huwa alssamii’u albashiiru (1).
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Awal ayat dibuka dengan kalimat tasbih "subhan". Itu sangat luar biasa karena terkait kekuasaan Allah SWT yang maha luar biasa. Apa saja yang Dia kehendaki, pastilah terjadi secara sempurna, tanpa celah sedikitpun. Maka sangat beralasan, jika dikatakan bahwa al-isra' wa al-mi'raj termasuk salah satu mukjizat Rasulillah SAW yang luar biasa.
Tidak ada nalar akademik meski secerdas apapun yang mampu menalar peristiwa al-isra' wa al-mi'raj, tidak dulu, tidak sekarang, dan tidak masa mendatang. Semua pasti pasrah terhadap keajaiban Tuhan itu. Karenanya, mukjizat itu sifatnya unggul terus, eksis terus, tidak bisa disalahi dan tidak bisa digugurkan. Bahkan tidak bisa diulang atau dipamerkan. Mukjizat adalah tanda kenabian yang terpaksa dipamerkan untuk mematahkan para pengingkar. Yang senada dengan mukjizat adalah karamah, milik para wali.
Tidak sama dengan sihir yang bisa dipelajari dan bisa disalahi, digugurkan. Seperti itu adalah ilusi, sulap, seperti yang dipertunjukkan di pagelaran dan di tv-tv. Apakah mereka menamakan diri sebagai pesulap, illusion, magician, atau lainnya. David Copperfield kesohor karena bisa menghilangkan patung Liberty yang monumental. Peristiwa itu begitu mencengangkan, tidak saja bagi warga Amerika, melainkan seruluh dunia.
Simak berita selengkapnya ...