Tafsir Al-Nahl 126, 127, 128: Balas Menzinai Istri Orang Lain
Sabtu, 07 Oktober 2017 12:00 WIB
Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .
Wa-in ‘aaqabtum fa’aaqibuu bimitsli maa ‘uuqibtum bihi wala-in shabartum lahuwa khayrun lilshshaabiriina (126). Waishbir wamaa shabruka illaa biallaahi walaa tahzan ‘alayhim walaa taku fii dhayqin mimmaa yamkuruuna (127). Inna allaaha ma’a alladziina ittaqaw waalladziina hum muhsinuuna (128).
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Dasar memikiran imam Malik ibn Anas yang tidak membolehkan seseorang mengeksekusi orang lain secara sepihak, dengan cara mengambil barang milik orang lain yang punya hutang kepadanya adalah teologi "amanah". Amanah harus ditunaikan.
Simak berita selengkapnya ...