PWI dan Ansor Sepakat Perangi Hoax
Wartawan: M Didi Rosadi
Selasa, 05 September 2017 19:44 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kemajuan teknologi membuat dunia seperti tanpa batas, dunia pun seperti dalam genggaman. Sebab, untuk mendapatkan informasi, kita tinggal mengklik telepon genggam yang didukung oleh saluran internet atau wifi. Tak jarang informasi itu datang sendiri ke telepon genggam kita lewat sarana broadcast pesan BBM ataupun WhatsApp.
Namun celakanya, tak semua informasi itu akurat atau bisa dipercaya. Banyak informasi atau berita yang kita terima justru menyesatkan, berita bohong atau hoax. Fenomena hoax itu sudah dalam taraf mengkhawatirkan karena dapat memicu konflik suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) serta konflik horizontal. Kondisi itu tidak luput dari perhatian Persatuan Wartawan Indonesia Jatim. Karena itu organisasi wartawan tertua di tanah air itu mengajak GP Ansor Kota Surabaya untuk bersama-sama memerangi hoax.
BACA JUGA:
Bambang Iswahyoedhi Kembali Nahkodai Ketua PWI Kediri
Puncak Peringatan HPN 2024, PWI Tuban Ajak Kades Diskusi Bareng Dewan Pers
Rangkaian HPN 2024, PWI Jatim Gelar Pameran Lukisan Jansen Jasien
Pembubaran Pengajian di Surabaya, Prof Kiai Imam Ajak Bagi Tugas Dakwah, Syafiq Basalamah Wahabi?
“Berita hoax itu sudah pada taraf mengkhawatirkan, karena itu PWI mengajak seluruh elemen masyarakat termasuk GP Ansor Surabaya untuk bersama-sama memerangi hoax,” tutur Ketua PWI Jatim, Akhmad Munir, saat beraudiensi dengan pengurus GP Ansor Kota Surabaya, Selasa (5/9).
Ketua GP Ansor Kota Surabaya periode 2017-2021, HM. Faridz Afif mengaku siap bersama-sama dengan PWI memerangi dan menangkal berita hoax. Menurutnya, GP Ansor sudah memiliki Ansor Cyber yang merupakan unit penangkal hoax. Namun, tanpa dukungan pihak lain seperti PWI, Ansor tak akan sanggup menangkal derasnya berita hoax.
Karena itu, Ansor perlu berguru dan menimba ilmu kepada PWI yang menguasai ilmu jurnalistik, agar bisa membedakan mana yang produk jurnalistik dan mana yang bukan. Sehingga bisa memilah mana berita yang layak dikonsumsi dan mana yang tidak. Termasuk membuat berita yang menjadi pembanding untuk meluruskan berita hoax yang terlanjur beredar.
Simak berita selengkapnya ...