Tafsir Al-Nahl 118-119: Yahudi Lebih Ekstrem dalam Beragama | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Nahl 118-119: Yahudi Lebih Ekstrem dalam Beragama

Senin, 29 Mei 2017 17:17 WIB

Ilustrasi

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

Wa’alaa alladziina haaduu harramnaa maa qashashnaa ‘alayka min qablu wamaa zhalamnaahum walaakin kaanuu anfusahum yazhlimuuna (118). Tsumma inna rabbaka lilladziina ‘amiluu alssuu-a bijahaalatin tsumma taabuu min ba’di dzaalika wa-ashlahuu inna rabbaka min ba’dihaa laghafuurun rahiimun (119).

Jika diperbandingkan dalam hal keberagamaan antara Yahudi, Nasrani, dan Islam, maka Yahudi lebih ekstrem. Nasrani itu berlebihan dan islam itu tengah. Contohnya soal Isa anak lelaki Maryam yang lahir tanpa ayah. Bagi Yahudi, dia anak zina, pembawa sial bagi umat manusia, maka harus dihabisi. Mereka menggerebek nabi Isa saat beliau sedang di dalam rumah, tapi Tuhan menyelamatkan.

Sedangkan Nasrani berlebihan, Isa atau Yesus dianggap anak lelaki Tuhan atau Tuhan yang menjadi juru selamat bagi seluruh anak manusia. Pandangan yang melampaui kodrat dan alamiah, di mana anak manusia berubah menjadi Tuhan. Meski pandangan ini banyak kelemahan, mereka tetap bersiteguh dengan segala cara. Untuk itu, para pendeta paling tidak siap berdialog soal konsep teologis, karena pasti gugur menurut perspektif rasional.

Sementara Islam memandang Yesus hanyalah manusia biasa yang diutus Tuhan sebagai Rasul. Sisi kemanusiaannya dilihat secara proporsional dan sisi ilahiyahnya juga dilihat secara sempurna, sehingga berimbang, jujur dan adil. Setiap muslim wajib mengimani Isa ibn Maryam sebagai Rasul, sejajar dengan para Rasul yang lain. Kedukukan Isa sama dengan kedudukan nabi Adam A.S. dan nabi-nabi yang lain, termasuk nabi Muhammad SAW.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video