Harga Garam Meroket di Saat Petani Gagal Panen
Wartawan: Erri Sugianto
Sabtu, 29 April 2017 02:20 WIB
PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Akibat cuaca ekstrem belakangan ini, produksi garam di Kabupaten mengalami penurunan. Hal ini diperparah dengan kondisi tahun kemarin di mana para petani garam gagal panen sehingga pada musim produksi tahun ini pemerintah mengimpor garam guna memenuhi kebutuhan.
Akibatnya, stok garam rakyat dalam beberapa bulan ini mengalami kelangkaan sehingga harga garam mencapai Rp 2,3 juta per ton.
BACA JUGA:
INKA Group Kembali Ekspor 105 Unit CFT Wagon dan 11 Trainset Generasi Terbaru ke New Zealand
Diboikot Umat Islam karena Bantu Tentara Israel, McDonald's Rugi Besar
SIG Gelar Pasar Murah dan Salurkan 6.000 Paket Sembako di Area Operasi
InfoEkonomi.ID Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024
Menurut Hasan (50) salah satu petani garam di Pamekasan, harga garam saat ini naik hampir empat kali lipat dari harga normalnya. "Hal ini akibat stok produksi pada musim kemarin sangat sedikit," jelasnya, Jum'at (28/04)
"Produksi garam di petani sangat minim akibat cuaca yang tidak menentu," ungkap Hasan.
Ali Mahdi, Direktur Pemasaran PT Garam membenarkan minimnya stok garam yang disebabkan cuaca ekstrem. Menurutnya, hal ini membuat pemerintah menugaskan PT Garam Persero melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri.
"Sampai dengan saat ini, sesuai kuota 226 ribu ton yang diberikan pemerintah baru terealisasi 75 ribu ton yang didatangkan dari negara Australia sebanyak 55 ribu ton, sedang sisanya dari India," ungkap Ali Mahdi saat dihubungi melalui telepon seluler
Simak berita selengkapnya ...