Seminar Pra Tanwir Muhammadiyah, Din Syamsuddin: 41 Persen Aset Nasional Dikuasai Segelintir Orang
Wartawan: Musta'in
Minggu, 19 Februari 2017 13:34 WIB
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr KH Din Syamsuddin menyatakan ketidakadilan sosial yang muncul dalam berbagai indikatornya, perlu dipahami sebagai masalah nasional yang harus dicarikan jalan keluar. Din Syamsuddin pun berharap pemerintah dan rakyat Indonesia menyadari akan hal tersebut.
Din Syamsudin menyebut, terdapat kesenjangan ekonomi karena ada 1 persen pihak yang menguasai 41 persen aset nasional. Dan dia menyebutnya hal tersebut sebuah ketidakadilan sosial. “Dan inilah yang harus kita atasi bersama-sama,” cetusnya di sela Seminar Pra Tanwir Muhammadiyah 2017 bertema "Kedaulatan dan Keadilan Sosial untuk Indonesia Berkemajuan", di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Sabtu (18/2).
BACA JUGA:
Jelang Pemilu, Din Syamsuddin Imbau Warga Muhammadiyah di Lamongan Tak Golput
Din Syamsuddin: Umat Islam Dikalahkan Kelompok Kekuatan Ekonomi
Din: Pemikiran Gus Ipul Sangat Muhammadiyah, Layak Diberi Kartu Muhammadiyah
Din Syamsudin dan Romo Beni Kompak Sebut LGBT Akibat Salah Gaul
Kata Din, Kedaulatan dan Keadilan Sosial untuk Indonesia Berkemajuan, tampaknya dipilih Muhammadiyah untuk menjadi tema sidang Tanwir yang digelar di Ambon, Provinsi Maluku, minggu depan, karena Muhammadiyah memahami realitas yang terbalik pada saat ini. Yakni tidak tegaknya keadilan sosial. Dan hal itu menjadi penghalang untuk mencapai cita-cita nasional, yaitu Indonesia berkemajuan.
Dengan demikian, ungkap Din, Muhammadiyah nantinya ikut membantu memberi solusi kepada pemerintah dan masyarakat terkait persoalan tersebut.
“Dan saya pribadi sangat menyetujui dan mengamati kalau kedaulatan nasional kita ini belum tegak atau runtuh dalam berbagai aspek,” cetus Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Kondisi runtuhnya kedaulatan nasional ini, menurut Din, terutama saat era globalisasi, di mana negara tidak lagi terbatas. Sehingga intervensi negara lain bisa sangat mudah masuk ke dalam kehidupan nasional.
Simak berita selengkapnya ...