Pilgub Jatim 2018, PKS Buka Pintu untuk Khofifah
Senin, 06 Februari 2017 01:47 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Resistensi kepemimpinan perempuan lazim muncul menjelang kontestasi politik. Kontroversi itu kerap muncul dan menjadi isu sensitif di partai berbasis Islam. Tak heran sering muncul penolakan yang disertai fatwa agama terhadap figur pemimpin perempuan dalam pemilihan Kepala Daerah.
Ketua DPW PKS Jawa Timur, Arif Hari Setiawan mengungkapkan, Partai Keadilan Sejahtera tidak mempemasalahkan pemimpin pria atau perempuan. Karena yang menjadi acuan PKS memilih pemimpin adalah komitmen dan kemampuan serta integritas, bukan jenis kelamin.
BACA JUGA:
Tak Rekom Risma, PDIP Ngotot Rayu Khofifah, Ternyata Usung Nama Ini untuk Cawagub
Pesan Khofifah di Hari Buruh Internasional 2024
Masuk Bursa Pilgub Jatim 2024, Achmad Fauzi: Apa Saya Pantas?
Rebutan Ingin Jadi Cawagubnya Khofifah, ini Pesona Politik Ketum Muslimat NU itu
“Kami sudah selesai pada tataran itu, tidak ada dikotomi pria atau perempuan di PKS. Buktinya pada Pilkada Kabupaten Sumenep kami mengusung calon kepala daerah perempuan, yaitu Dewi Khalifah,” tegas politisi PKS yang akrab disapa Ustadz Arif itu, Minggu (5/2).
Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim periode 2009-2014 itu pun membuka pintu komunikasi politik selebar-lebarnya untuk Khofifah Indar Parawansa. Pasalnya, nama Ketua Umum Muslimat NU itu menjadi salah satu figur yang disukai masyarakat dan mendapat dukungan politik akar rumput.
Arif mengkui pihaknya telah memotret peta politik Jawa Timur terkini. Termasuk menguatnya nama sejumlah politisi perempuan seperti Khofifah dan Tri Rismaharini. Menurutnya, dua nama tokoh perempuan itu tak bisa dikesampingkan karena mereka memiliki popularitas yang tinggi dan dukungan massa.
Simak berita selengkapnya ...