Jalan Semakin Rusak, Warga Desa Banyuurip, Senori Pertanyakan CSR PT. GCI
Jumat, 03 Februari 2017 19:54 WIB
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Warga Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban mempertanyakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT GCI (Geo Cepu Indonesia) selaku KSO (Kerja sama Satuan Operasi) pengelola minyak milik PT Pertamina EP. Pasalnya, PT GCI sudah puluhan tahun menambang di Desa Banyuurip setempat.
Warga pun menilai keberadaan perusahaan tersebut belum memberi kontribusi kepada lingkungan sekitar.
BACA JUGA:
Mediasi Soal PHK Karyawan PT GCI Belum Buahkan Hasil
Protes Di-PHK Sepihak, Puluhan Karyawan PT GCI Demo
Ratusan Karyawan PT. GCI Mogok Kerja, Tuntut Kejelasan Nasib 60 Pekerja yang di-PHK
Komisi B DPRD Tuban Blejeti PT GCI, Kontribusi Dinilai Minim, Pertanyakan Transparansi DBH
Sekretaris Desa Banyuurip, Aris, mengatakan bahwa tuntutan warga sekitar tidaklah berat, hanya meminta jalan-jalan yang rusak segera diperbaiki. Sebab, rusaknya jalan itu disebabkan kendaraan berat milik PT GCI yang kerap lewat.
"Hampir sehari ada 15 sampai 20 alat berat milik perusahaan yang melewati jalan poros penghubung dusun di desa ini. Karena bebannya berat, akhirnya membuat jalan berlubang-lubang," kata Aris saat ditemui BANGSAONLINE.com, Jum'at (3/2).
"Selama ini warga sekitar juga tidak diberi CSR. Lihat mas, jalan-jalan berlubang saja tidak diperbaiki," tambah Sekdes itu.
Senada disampaikan Arif, salah satu guru sekaligus pengurus Masjid Nurul Iman, yang juga terletak di Desa Banyuurip. Kepada BANGSAONLINE.com, ia menyampaikan bahwa memang ada perbedaan ketika KSO-nya masih dipegang Bina Patra, dengan KSO saat ini, PT GCI.
Simak berita selengkapnya ...