20 Orang Tewas, 14 Hilang di Bencana Banjir Garut, Pemkab Tuding Perhutani dan BKSDA Lalai | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

20 Orang Tewas, 14 Hilang di Bencana Banjir Garut, Pemkab Tuding Perhutani dan BKSDA Lalai

Rabu, 21 September 2016 22:32 WIB

Kerusakaan akibat banjir bandang di Garut dan Sumedang. Tampak hunian penduduk di sepanjang Sungai Kabupaten Sumedang yang tersapu banjir. Mobil dan rumah penduduk tak luput dari terjangan banjir. Sementara warga dan petugas terus mengevakuasi dan melakukan pencarian korban.

GARUT, BANGSAONLINE.com - Hujan berintensitas tinggi dan berdurasi panjang, ditambah tingginya tingkat kerentanan telah menyebabkan bencana banjir dan longsor di Kabupaten Garut dan Kabupaten Provinsi Jawa Barat. Banjir bandang kembali menerjang daerah Bayongbong, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan, Kabupaten Garut pada Rabu (21/9) pukul 01.00 WIB.

Meluapnya Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri secara cepat menyebabkan banjir bandang hingga ketinggian 1,5 hingga 2 meter. Data sementara menyebutkan, hingga malam kemarin jumlah korban tewas sebanyak 20 orang. Sementara 14 orang lainnya masih belum ditemukan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pencarian dan penyelamatan korban masih terus dilakukan Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Ratusan pengungsi ditempatkan di kantor Korem. BPBD Provinsi Jawa Barat membantu penanganan darurat. Posko dan dapur umum telah didirikan. Bupati Garut menunjuk Dandim sebagai komandan tanggap darurat.

Sebelum banjir bandang terjadi, hujan deras sejak Selasa (20/9) pukul 19.00 WIB menyebabkan debit Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri naik secara cepat. Pukul 20.00 WIB banjir setinggi lutut kemudian sekitar jam 23.00 WIB banjir setinggi 1,5 hingga 2 meter.

Dalam waktu yang hampir bersamaan terjadi longsor di Desa Cimareme, Kecamatan Selatan, Kabupaten Provinsi Jawa Barat pada Selasa (20/9) pukul 22.00 WIB. Longsor menimbun dua unit rumah tertimbun tanah longsor. Dua orang ditemukan tewas dan diduga dua orang masih tertimbun longsor. Pencarian korban masih dilakukan.

Tim Reaksi Cepat BNPB dan BPBD Provinsi Jawa Barat memberikan pendampingan penanganan darurat BPBD Garut dan BPBD . Kebutuhan mendesak saat ini adalah dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat. Beras dan permakanan diperlukan untuk penanganan pengungsi.

Sutopo mengimbau terus meningkatkan kewaspadaan dari ancaman banjir dan longsor. Hujan akan terus meningkat hingga puncaknya Januari 2017 mendatang. "La Nina, dipole mode negatif dan hangatnya perairan laut di Indonesia menyebabkan hujan melimpah, lebih besar dari normalnya sehingga dapat memicu banjir dan longsor," kata dia.

Bancana banjir di Kabupaten Garut disebut sebagai kejadian terburuk sepanjang sejarah di Provinsi Jawa Barat. Selain menewaskan 20 orang, sejumlah infrastruktur rusak dan membuat gelombang pengungsian warga yang ketakutan.

Menurut Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Jawa Barat, bencana ini sebagai buntut dari aktivitas pembangunan yang melanggar ketentuan rencana detail tata ruang (RDTR). Sejumlah kawasan lindung di Garut ternyata sudah berubah peruntukan.

"Ketika di kawasan tersebut tata ruangnya adalah hutan lindung, maka harus kita hormati. Di kawasan tertentu di Garut itu misalnya di Cipanas, ada Gunung Guntur, sekarang beberapa pengusaha dieksploitasi pasirnya. Kita sudah setop tapi masih keukeuh," kata Kepala BPLHD Jawa Barat, Anang Sudarna.

Tak cuma itu, bentuk eksploitasi lingkungan juga terjadi di kawasan kawah Darajat. Di mana kini kawasan itu telah menjadi lokasi pariwisata, pembangunan penginapan, restoran hingga pemandian air panas.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

Sumber: merdeka.com/detik.com

 

sumber : merdeka.com/detik.com

Berita Terkait

Bangsaonline Video