Soal Dugaan Gratifikasi LKS, Bupati Jombang Tunggu Keterangan Guru Penyusun
Senin, 15 Agustus 2016 19:29 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Dugaan gratifikasi pengadaan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dilakukan penerbit terhadap Dinas Pendidikan (Diknas) Jombang masih didalami Pemkab setempat. Hingga kini, Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko masih menunggu keterangan guru penyusun buku tersebut.
(BACA: Bupati Jombang ‘Dibohongi’ Diknas Terkait Bisnis Pengadaan Buku LKS)
BACA JUGA:
Dimakan Usia, Atap Ruang Kelas SDN Jombok Jombang Ambruk
Komisi D DPRD Jombang Bahas Rencana Kerja Dewan Pendidikan
SMKN di Jombang Lakukan Uji Coba Sekolah Tatap Muka
Tuntut Sekolah Tatap Muka, Puluhan Wali Murid Demo Disdikbud Jombang
Menurut Nyono, pihaknya masih menunggu keterangan dari sejumlah guru yang ditunjuk menyusun buku LKS tersebut. "Ini kan lagi dilihat, nanti bagaimana guru itu mencetak, minta bantuan ke beberapa percetakan, saya belum tahu," katanya, Senin (15/8).
(BACA: Bupati Panggil Kadiknas Jombang Terkait Bisnis Buku LKS, Siap Beri Sanksi)
Ia menjelaskan, Diknas sudah memberikan laporan terkait persoalan tersebut. Diakuinya bahwa memang ada sejumlah guru yang tergabung dalam KKG (Kelompok Kerja Guru) menyusun buku untuk memenuhi kebutuhan mata pelajaran di sekolah.
"Informasinya dijual secara sukarela tanpa ada penekanan kepada siswa," tukasnya.
Dalam pemberitaan Bangsaonline.com sebelumnya, kasus pengadaan Buku dan LKS pada siswa SD Negeri di Jombang terus menggelinding. Jaringan mafia buku itu diduga melibatkan penerbit, pejabat dinas pendidikan setempat, forum Kepala Sekolah hingga guru.
Hal ini diakui salah satu guru SD yang enggan namanya disebut. Menurut sumber bangsaonline.com ini, mata rantai terbentuknya jaringan mafia buku bersumber dari Dinas Pendidikan setempat. Sebab, penerbit tidak akan bisa masuk ke sekolah-sekolah tanpa izin dari dinas pendidikan (Disdik).
Simak berita selengkapnya ...