Peringati Harkitnas, Perlunya Jati Diri Bangsa | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Peringati Harkitnas, Perlunya Jati Diri Bangsa

Editor: rosihan c anwar
Wartawan: nisa
Selasa, 20 Mei 2014 21:35 WIB

?Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur beserta istri, bersenda gurau dengan pelajar, usai pelaksanaan upacara Hari kebangkitan Nasional. Foto:nisa/bangsaonline


SURABAYA (bangsaonline) - Gubernur Jatim (Pakde Karwo) dan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf beserta pejabat-pejanat dilingkungan Pemprov Jatim memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-106 dalam upacara resmi di Gedung Negara Grahadi, Selasa (20/5/2014).

Membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Tifatul Sembiring, Pakde Karwo menyatakan, untuk menjaga semangat dan nilai kebangsaan yang dirintis para pendahulu, kita tidak boleh lengah. “Harus makin waspada dan cerdas menghadapi berbagai perubahan dan kemajuan yang prosesnya berjalanterus menerus. Tahun ini sudah memasuki 100 tahun proses menjadi bangsa yang berdaulat, dan memiliki identitas serta jati diri. Momentum 1908 dan 1928 merupakan momentum kaum muda yang ingin mewujudkan Indonesia merdeka. Pemikiran dan cita-cita ini berlanjut melalui perjuangan para pemuda pada periode tahun 1945 – 1949. Mereka berjuang membangun nasionalisme tanpa pandang bulu,” papar Pakde Karwo.

Tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahunini‘Maknai Kebangkitan Nasional Melalui Kerja Nyata dalam Suasana Keharmonisan dan Kemajemukan Bangsa’. Pakde menjelaskan, tema ini mengandung tiga makna, sekaligus menjadi instrumen tolok ukur nilai-nilai nasionalisme terimplementasi dalam Karsa, cipta dan Karya secara nyata.Pertama, membangun Indonesia ke depan antitesis dari kepentingan kelompok,dan individu, antitesis berpikir kedaerahan, dan antitesis dari cara berperilaku kepartaian / golongan. Nasionalisme yang diperlukan adalah yang berkontribusi bagi kedaulatan dan harga diri bangsa.

Kedua, nasionalisme terbangun bukan dari perilaku saling menuding, saling menyalahkan, dan bukan untuk saling menyingkirkan. “Komitmen untuk berbagi dan bersinerji dalam mewujudkan cita-cita nasional harus menjadi tolok ukur sejauh mana cipta dan karya sudah memberikan kekuatan bagi keharmonisan perilaku kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang amanah,” ujarnya

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video