Durian Merah Banyuwangi: Diincar Peneliti Mancanegara, Ditarget Bisa Tembus Pasar Eropa
Minggu, 10 April 2016 23:02 WIB
BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Durian merah asal Banyuwangi kini mulai menjadi primadona. Tak hanya diburu para wisatawan, juga menjadi incaran peneliti mancanegara untuk riset pengembangan buah khas tropis. Semula, buah durian ini dihasilkan hanya dari lima pohon di Kabupaten Banyuwangi.
Peneliti durian merah, Eko Mulyono (44) menyebut, beberapa peneliti dari Malaysia, Brunai Darussalam, Thailand, dan Australia datang ke lokasi pengembangan durian Merah. Mereka belajar mulai dari cara tanam hingga pembesaran.
BACA JUGA:
Daging Sapi dan Ayam di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024
Awas! BMKG Minta Masyarakat Jatim Waspadai Cuaca Ekstrem Selama Sepekan
Pengacara Beberkan Alasan Para Pelaku Aniaya Santri Asal Banyuwangi di Kediri hingga Tewas
Santri Asal Banyuwangi Ditemukan Tewas di Ponpes Kediri, Diduga Korban Penganiayaan
"Peneliti yang datang tidak sembarangan, mereka memang dikirim oleh negaranya belajar tentang durian merah untuk dikembangkan di negaranya. Misalnya saja dari Agriculture and Riset Development, Kementrian Sains, dan Teknologi Malaysia dan atase pertanian Kedutaan Thailand," kata Eko, asal Forum Pemerhati Hortikultura Banyuwangi, di RTH Taman Blambangan, Minggu (10/4) dikutip dari detik.com.
Eko mengatakan, semula jumlah pohon durian merah besar dan produktif di Banyuwangi hanya ada 5 buah pohon yang tersebar di beberapa wilayah. Selanjutnya dimulailah pengembangan durian merah untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik. Caranya melalui proses polinasi (penyerbukan) di lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuh durian merah.
"Kami sudah melakukan riset, wilayah yang cocok untuk pengembangan durian merah di Banyuwangi hanya ada di lima Kecamatan yakni Kalipuro, Glagah, Songgon, Licin, dan Kecamatan Giri," ujar Eko.
Kenapa di lima kecamatan tersebut? Eko menjelaskan, di wilayah ini tanahnya memiliki unsur hara yang istimewa karena mendapatkan asupan sulfur dari Gunung Ijen ataupun Gunung Raung ditambah hawa laut dari selat Bali yang kaya akan mineral.
"Unsur hara dan mineral ini sangat berpengaruh pada karakteristik durian merah yang dihasilkan termasuk warna merah pada dagingnya," cetusnya.
Eko melanjutkan, pada sekali proses polinasi akan dihasilkan 10-25 jenis buah durian merah yang berbeda-beda. Namun saat biji hasil buah itu disemai tidak semuanya akan tumbuh menjadi tunas. Tunas-tunas yang berhasil tumbuh inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhan baru hingga mencapai 65 varietas.
"Setelah tumbuh menjadi tunas kemudian tunas dipotong dan ditempel ke pohon yang sudah besar dengan metode top walking. Dengan metode ini tidak perlu menunggu sampai bertahun-tahun agar pohon durian merah berbuah, hanya 2,5 tahun sudah bisa produksi," terangnya.
Simak berita selengkapnya ...
sumber : detik.com