PDIP Galau Usung Ahok, Mega Trauma Dibully Cyber Corps
Jumat, 25 Maret 2016 21:35 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gamang untuk menentukan siapa calon yang akan diusung dalam Pilkada DKI 2017. Sempat bersitegang dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang memilih jalur independen, PDIP kembali terlihat mesra dengan Ahok dalam sebuah peluncuran buku Megawati Soekarnoputri di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Namun, PDIP menyatakan kedekatan Ahok dengan Mega itu bukan berarti mereka akan mengusung Ahok.
BACA JUGA:
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Langsung Buatkan Surat Tugas untuk Gus Barra
Pilwali Batu 2024, Ketua DPC PDIP Kabupaten Malang Kembalikan Formulir Pendaftaran
Daniel Rohi Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Wali Kota Malang ke PDIP
Bakal Calon Wakil Wali Kota Probolinggo ini Kembalikan Formulir ke PDIP
Dalam acara tersebut, Ahok dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saling menyindir. Hubungan yang dulu harmonis bak seorang ibu dan anak kini menjadi perang dingin.
Megawati mengatakan bahwa dirinya tak mau lagi menjadi korban bully tim sampingan Ahok di media sosial. Politikus PDIP Eva Kusuma menjelaskan apa yang dimaksud oleh Megawati tim sampingan tersebut adalah tim Cyber Ahok. "Ahok kan punya cyber corps," kata Eva.
Megawati, kata Eva, membiarkan saja apa yang telah dilakukan oleh tim sampingan Ahok tersebut. Eva mengakui bahwa PDIP memang sasaran tim sampingan Ahok di pilgub DKI 2017.
"Aku saja dibully, dan PDIP juga sasaran bully kan karena kita jadi samsak (sasaran) strategy marketing beliau. Ketum bilang, biarin aja, kayak nggak tahu Ahok saja," jelas dia.
"Lalu kita diperintahkan untuk fokus ke porto folio PDIP untuk penjaringan," sambungnya.
Selain itu, Eva mengatakan apa yang menjadi strategi Ahok saat ini hanya ingin mendongkrak maju untuk Pilgub DKI 2017. Apalagi Ahok terus menjelek-jelekan PDIP, salah satunya soal mahar politik.
"Kan strategi marketing Pak Ahok jelek-jelekin PDIP. Ahok (mengatakan), kalau lewat PDIP bisa habis Rp 100 miliar untuk mahar. Risma, Azwar Anas, Ganjar Pranowo (katakan), saya tidak bayar mahal ke PDIP. Respons sudah negatif, PDIP sudah dibully," ungkapnya.
Simak berita selengkapnya ...
sumber : merdeka.com/detik.com/republikaonline