Saking Ta’dzimnya, Pesantren Al-Muhibbin Simpan Kapur Bekas untuk Menulis Allah
Editor: Fuad/M Sulthon Neagara
Minggu, 17 Januari 2016 13:53 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pondok Pesantren Al-Muhibbin Tambaklangon Asemrowo Surabaya memiliki ciri khas unik. Di antaranya sangat hati-hati dalam mengajar para santrinya. Misalnya dalam kegiatan mengajar, bekas kapur tulis untuk menulis lafadz Allah dikumpulkan, tidak boleh jatuh ke lantai.
“Bekas kapur itu kami simpan sampai sekarang,” kata KH Mas Ali Ja’far, pengasuh Pesantren Al Muhibbin kepada BANGSAONLINE. Menurut dia, kebiasaan sikap ta’dzim (menghormati) bekas kapur untuk menulis lafadz Allah itu merupakan ajaran dari ayahnya, KH Mas Muhammad Nur Muhibbin.
BACA JUGA:
Tren Santri Belajar di Luar Negeri, Sekarang Peluang Makin Besar dan Tak Terbatas
Mudah Tanpa Bantuan Jin, Ijazah Amalan Ilmu Pesugihan oleh Kiai 'Sakti' Jawa Timur
Mahfud MD: Pesantren Aset Besar NKRI
Sebut Kiai Asep Virus, Cara China Didik Anak, Kiai Imam Jazuli: Kelola Pesantren Tak Butuh Profesor
Tradisi positif lainnya dari Kiai Mas Muhammad Nur adalah selalu turba ke tengah masyarakat. “Selama abah saya tidak ada undangan ke luar kota, beliau selalu menyempatkan waktu untuk bersosialisasi ke masyarakat kampung sekitar,” kata Kiai Mas Ali Ja’far.
Kiai Mas Ali menceritakan bahwa abahnya selalu membawa bingkisan dan air yang sudah diasma’ (didoakan) ketika turba. “Bingkisan itu diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan,” katanya. Sedangkan air yang diasma’ itu diberikan kepada warga masyarakat yang sakit.
Simak berita selengkapnya ...