Hampir Seluruh Wilayah di Tuban Terdapat Tambang, Pemkab Diminta Berkaca Kasus di Lumajang
Sabtu, 03 Oktober 2015 17:47 WIB
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menggelar unjuk rasa dan do’a bersama di Bundaran Patung depan kantor DPRD Tuban, Sabtu (3/10/2015). Unjuk rasa digelar untuk mengingat 7 hari wafatnya Salim Kancil seorang aktivis lingkungan anti tambang asal Lumajang akibat dikeroyok puluhan warga pro tambang.
Setelah menggelar do’a bersama, mereka melakukan orasi dan menuntut pemerintah Kabupaten (pemkab) Tuban agar kasus Salim Kancil tidak terjadi di Tuban. Warning ini diberikan pada Pemkab, pasalnya Tuban merupakan salah satu daerah yang termasuk over dalam melakukan aktivitas tambang.
BACA JUGA:
Melalui Inovasi "Bahtera Kita", Bayi Lahir di Tuban Langsung Dapat Akta Kelahiran hingga KIA
LKPJ Bupati Tuban, Dewan Soroti Pendidikan dan Kesehatan
DPRD Tuban Gelar Rapat Paripurna Sekaligus Halalbihalal
Usai Tahap Uji Coba, Tuban Abirama Dievaluasi Keseluruhan
Koordinator Aksi, Nabrisi Rohid dalam orasinya, menuntut agar mafia tambang di Tuban diusir dari bumi wali tak peduli meskipun mafia tersebut berasal dari oknum pejabat pemerintah maupun polisi.
“Kami minta DPRD Tuban, Polres Tuban dan Pemkab Tuban agar memperhatikan masyarakat yang sedang berkonflik dengan perusahaan terkait agraria. Jangan sampai peristiwa Salim Kancil dan Tosan Lumajang terjadi di Kabupaten Tuban,” harap mahasiswa yang menjabat sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI Tuban ini.
Lanjut Naha panggilan akrabnya, DPC GMNI Tuban mengutuk keras peristiwa pembunuhan Salim Kancil. Sehingga, belajar dari kasus itu pihaknya meminta yang berwenang mengusut tuntas aktor intelektual pembunuhan Salim Kancil. “Peristiwa dari kasusnya Salim Kancil harus menjadi pelajaran bagi Pemkab, jangan sampai ini terjadi di Tuban,” terangnya.
Simak berita selengkapnya ...