Dulu Miskin Ditolak 3 Cewek, Kini Jadi Miliarder, dan Ulama Besar Miliki 16 Ribu Santri | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Dulu Miskin Ditolak 3 Cewek, Kini Jadi Miliarder dan Ulama Besar Miliki 16 Ribu Santri

Editor: MMA
Jumat, 20 Oktober 2023 20:10 WIB

Para pembicara dalam acara budah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas'ud Adnan di Gedung DRPD Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan, Kamis (19/10/2023). Foto: bangsaonline

, BANGSAONLINE.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, bertemu dengan Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin, Rabu (18/10/2023). Dalam pertemuan itu Kiai Asep bersama rombongan, antara lain, tokoh sepak bola Habib Abu Bakar, Sekjen OPOP Muhammad Ghofirin, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE M Mas’ud Adnan, Ketua PW Pergunu Kalsel Hj Halimatus Sa’diyah dan pengurus lainnya.

Dalam acara yang berlangsung di Kantor Pemerintah Kota Banjar Baru Kalimantan Selatan itu Walikota Aditya bercerita bahwa Kota Banjar Baru sangat kecil. Bahkan seperti kecamatan.

“Tapi ada 70 pesantren di Banjar Baru,” kata Walikota Adytia.

Kiai Asep sangat tertarik dengan informasi dari Walikota Aditya. Bahkan Kiai Asep langsung minta pengurus Pergunu Kalsel mengundang para pimpinan pesantren itu pada acara bedah buku Tapi Dermawan yang ditulis M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.

Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu memang sangat peduli terhadap para pimpinan pesantren. Kiai Asep aktif melakukan bedah buku di berbagai provinsi dan kabupaten serta kota seluruh Indonesia justru untuk memberikan motivasi dan inspirasi agar lembaga pendidikan pesantren berkembang dan maju serta modern seperti pesantren Amanatul Ummah yang kini memiliki sekitar 16 ribu santri.

Pergunu Kalsel selain menggelar acara pengesahan PAW Ketua PW Pergunu Kalsel dan pelantikan PC Pergunu Kota dan Kabupaten Pergunu se-Kalsel memang juga menggelar acara bedah buku Tapi Dermawan. Acara itu digelar di kantor DPRD Kota Banjar Baru.

Dalam acara yang dihadiri sekitar 150 orang itu hadir sebagai pembahas Prof Dr H Ahmad Muradi, Guru Besar UIN Antasari Banjarmasin, Drs KH M Syarbani Haira, M.Si, Dewan Penasehat PW Pergunu Kalsel dan Drs KH Humaidi Ibnu Sami, M.Ag pengurus PWNU Kalsel.

Peserta pelantikan Pergunu Kalsel dan bedah buku Tapi Dermawan di Gedung DPRD Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan, Kamis (19/10/2023). Foto: bangsaonline

Juga tampil sebagai nara sumber Kiai Asep Saifuddin Chalim, Muhammad Ghofirin dan M Mas’ud Adnan sebagai penulis.

Para pembahas itu mengapresiasi terbitnya buku biografi Kiai Asep. Menurut Prof Ahmad Muradi, secara teoritis buku biografi Kiai Asep ini terbagi dalam tiga kategori. Yaitu biografi jurnalistik, politik dan intelektual. Ini juga berarti bahwa Kiai Asep punya kekuatan politik dan intelektual, disamping tentu saja secara ekonomi.

Menurut dia, mukmin yang kuat sangat dicintai Allah SWT. Ia mengutip Hadits dari Abu Hurairah. “Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah ketimbang mukmin yang lemah,” katanya.

Prof Ahmad Muradi memuji buku setebal 520 halaman itu. “Buku ini sangat tebal dan lengkap. Covernya sangat menarik, seorang kiai dermawan. Buku ini bisa jadi inspirasi, mencerahkan dan mencerdaskan” katanya.

Syarbani Haira dan Humaidi Ibnu Sami juga berpendapat sama. Menurut dua tokoh dan ulama Kalsel itu, ulama sekarang, selain harus menguasai ilmu agama juga harus punya kemampuan ekonomi agar bisa mandiri. Menurut mereka, Prof Kiai Asep adalah ulama mandiri.

Kiai Humaidi mengutip Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim: Adun-ya sijnul mu’min, wajannatul kafir (dunia penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir) bukan berarti orang Islam tak boleh kaya. Hadits tersebut untuk mengingatkan manusia bahwa dalam kehidupan ada norma sehingga tak boleh hidup bebas tanpa batas mengumbar nafsu. Justru orang Islam harus kaya agar bisa punya kekuatan dalam berbuat baik dan berdakwah memperbaiki masyarakat.

Muhammad Ghofirin yang juga dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberikan testimoni bahwa Kiai Asep memang luar biasa. Menurut dia, Kiai Asep sangat kaya sekaligus gemar bersedekah. Santrinya juga banyak. Bahkan aset tanah untuk pesantrennya mencapai 100 hektar.

Padahal saat remaja Kiai Asep sangat miskin. Bahkan untuk makan saja susah. “Kalau di sini ada yang miskin Pak Yai Asep lebih miskin lagi,” kata Ghofirin.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video