Peringati HBA ke-63, Gubernur Khofifah: Pemprov Jatim Komitmen Dukung RRJ | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Peringati HBA ke-63, Gubernur Khofifah: Pemprov Jatim Komitmen Dukung RRJ

Editor: Siswanto
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Sabtu, 22 Juli 2023 18:42 WIB

Gubernur Khofifah saat launching RRJ.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh keberadaan Rumah Restorative Justice (RRJ) di Jawa Timur. Hal tersebut sebagai upaya penyelesaian perkara pelanggaran hukum (pidana umum ringan) dengan pendekatan humanis, serta kearifan lokal.

Pernyataan ini selaras dengan tema Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) ke-63 tahun ini, yaitu 'Penegakan Hukum yang Tegas dan Humanis Mengawal Pembangunan Nasional'. HAB adalah sebutan lain untuk memperingati HUT Kejaksaan Republik Indonesia yang diperingati setiap 22 Juli.

"Keberadaan RRJ di Jatim ini semoga mampu memberikan rasa keadilan yang lebih kuat, dekat, murah dan cepat bagi masyarakat. Sehingga penyelesaian masalah hukum bisa diselesaikan lebih humanis, menggunakan hati nurani, tanpa harus sampai ke pengadilan," kata , Sabtu (22/7/2023).

Berdasarkan Peraturan Kejaksaan RI No. 15 Tahun 2020, Restorative Justice hanya untuk perkara yang ancaman pidananya di bawah lima tahun. Untuk itu, Kejaksaan Agung membentuk RRJ di seluruh kejaksaan tinggi dan Kejaksaan Negeri di Indonesia, sebagai lembaga yang dapat menyelesaikan perkara secara cepat, sederhana, dan biaya ringan.

mengatakan, saat ini telah ada RRJ di 315 Desa/Kelurahan dan RRJ di lingkungan Universitas di Jatim. Tidak hanya itu, Jatim juga memiliki Rumah Restorative Justice Sekolah (RRJS) 2023 dan ini pertama kalinya di Indonesia.

Tercatat 630 RRJS telah tersebar di 630 SMA/SMK/SLB di seluruh Jatim. Dengan total 949 RRJ di seluruh Kab/Kota, Jawa Timur merupakan provinsi tertinggi jumlah RRJ se-Indonesia.

"Dengan adanya RRJ baik di desa/kelurahan maupun sekolah di Jatim, berbagai permasalahan hukum yang terjadi di lini bawah dapat diselesaikan dengan cara musyawarah. Tentunya dengan mempertimbangkan beberapa kualifikasi seperti tidak ada mens rea (mental dari niat seseorang untuk melakukan kejahatan), serta bukan residivis," katanya.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video