Tafsir Al-Hijr 47: Yang Umroh Masuk Surga, KBIH-nya di Neraka | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Hijr 47: Yang Umroh Masuk Surga, KBIH-nya di Neraka

Rabu, 03 Juni 2015 23:30 WIB

Ilustrasi. (foto: brighterlife)

oleh: KH. Musta'in Syafi'ie. . . 

BANGSAONLINE.com - "Wa naza'na ma fi shudurihim min ghill". Sebelumnya telah dijelaskan soal makna "ghill", yakni kedengkian, sehingga penghuni surga adalah orang yang tak punya kedengkian barang sedikit di hatinya. Namum bias filologis menunjuk, bahwa "ghill" serumpun dengan kata : "Ghalla yaghullu ghulul" artinya korup. Yaitu mengambil sebagian dari harta milik umum secara melawan hukum.

Aslinya, kata ghulul adalah untuk merujuk tindakan korup pada harta rampasan perang (ghanimah) sebelum dibagi. Begitu harta dibagi, dia mendapat jatah aslinya sebagai prajurit, sehingga mendapat bagian ganda. Ini haram hukumnya. Barang yang dikorup tersebut kelak di akhirat akan dikalungkan di lehernya. (Ali Imran:161). Bila dua makna ini digabung, jadinya : Penghuni surga itu orang yang hatinya legowo, tidak punya rasa dengki terhadap sesama juga tidak pernah mengambil hak orang lain atau korup.

Yang kedua dari prilaku penghuni surga seperti tertulis dalam ayat studi adalah:" ikhwana". Mereka hidup dalam suasana brotherness (persaudaran) yang alamiah, benar-benar rukun, terpadu, sejalan, seirama bagai satu jasad. Segala sesuatu disikapi indah, terbuka dan serba nikmat tanpa ada ganjalan apa-apa. Dasar persaudaraan yang mereka bangun adalah keimanan, ketaqwaan atau nilai-nilai ketuhanan. Persaudaraan yang didasari agama pasti abadi dan tidak pernah bisa pudar, karena kepentingannya cuma satu, yakni ridha Tuhan saja.

Artinya, semua koalisi, persekutuan, persatuan, perkumpulan apa saja, bila dasarnya adalah kepentingan atau orientasi duniawi, uang, kekuasaan, maka pasti terjadi gesekan, saling mengkalkulasi, saling mencurigai, lalu kontra dan bubar.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video