Gus Dur Pahlawan Pemberani, Pengagum Thomas Carly, Tak Peduli Risiko Jabatan dan Popularitas
Editor: Tim
Selasa, 27 Desember 2022 07:18 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com – M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE, mengungkapkan bahwa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah pahlawan pemberani, teguh pendirian, dan cuek, dalam memperjuangkan kebenaran yang diyakini.
“Selain karena pengaruh ayahnya, Kiai Wahid Hasyim dan kakeknya, Hadratussyaikh KIai HasyimAsy’ari, sikap Gus Dur juga terpengaruh oleh pemikiran Thomas Carly,” kata Mas’ud Adnan saat menjadi pembicara pada Seminar Pemikiran Gus Dur dalam acara Haul ke-13 Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid di lantai 3 Gedung KHM Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng Jombang, Rabu (21/12/2022).
BACA JUGA:
Khofifah Kader Ideologis Gus Dur, Loyalitas tanpa Batas
Shinta Nuriyah Wahid Sahur Bersama Lansia dan Anak di Pare
Luhut Usir Pengeritik Pemerintah dari Indonesia, Waketum MUI: Luhut yang Harus Diusir
Doa Bersama dan Berbagi dengan Anak Yatim, Rangkaian HUT ke-24 HARIAN BANGSA
Menurut Mas’ud Adnan, Thomas Carly menyatakan bahwa dunia ini perlu pahlawan yang punya keberanian dan individualitas tersendiri. “Pemikiran Thomas Carly itu tampaknya sangat berpengaruh terhadap pemikiran dan sikap Gus Dur sejak muda,” kata alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair yang banyak menulis tentang Gus Dur dan NU di media massa dan juga buku itu.
Karena itu, tutur Mas’ud Adnan, Gus Dur tak pernah peduli, apakah popularitasnya akan turun atau naik, ketika memperjuangkan kebenaran yang diyakini. Bahkan jabatan sebagai presiden pun dipertaruhkan.
Menurut dia, tokoh lain pasti memperhitungkan risiko ketika bicara di publik. Terutama risiko jabatan dan popularitas. “Gus Dur tak peduli. Gus Dur cuek,” kata Mas’ud Adnan yang mengaku aktif menulis sejak duduk di kelas I Madrasah Aliyah Tebuireng.
(Para pembicara foto bersama KH Abdul Hakim Mahfud (Gus Kikin), pengasuh Pesantren Tebuireng dan panitia di Ndalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng Jombang, Rabu (21/12/2022). Foto: bangsaonline.com)
Mas’ud Adnan menegaskan bahwa sikap berani mengambil risiko dalam memperjuangkan keberanan itu sangat langka. Hanya bisa dilakukan oleh para pahlawan.
“Nah, spirit inilah yang harus menjadi inspirasi bagi kita,” kata Mas’ud Adnan dalam seminar yang diikuti 300 orang peserta yang dimoderatori KH Hamim Kohari itu.
Mas’ud Adnan memberi contoh ketika Gus Dur diwawancarai wartawan majalah Amanah Jakarta. Ketika itu Gus Dur melontarkan ide pribumisasi agama atau pribumisasi Islam.
“Gus Dur menyatakan bahwa secara budaya ucapan Assalamu’laikum itu sama dengan selamat pagi. Karena orang-orang Arab sendiri tak selalu mengucapkan Assalamu’alaikum kalau ketemu orang. Kadang mereka mengucapkan shobahul khoir atau selamat pagi,” kata Mas’ud Adnan.
Tapi, kata Mas’ud Adnan, Gus Dur mengingatkan bahwa secara syariat ada dua hal dalam Assalamu’laikum yang tak bisa ditawar atau digantikan. “Pertama, secara syariat Assalamu’alaikum adalah bagian dari salat. Kalau kita salat tak mengakhiri dengan Assalamu’laikum, maka salatnya tak sah. Kedua, jika ada orang mengucapkan Assalamu’alaikum, maka kita wajib menjawabnya,” kata Mas’ud Adnan.
Simak berita selengkapnya ...