Haul ke-13, Gus Dur Didapuk Jadi Pahlawan Rakyat | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Haul ke-13, Gus Dur Didapuk Jadi Pahlawan Rakyat

Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Aan Amrulloh
Minggu, 18 Desember 2022 20:32 WIB

Suasana peringatan 13 tahun meninggalnya KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur di Kantor PWI Jombang.

Hal senada diungkapkan Ketua FKMJ Suudi Yatmo. Dia menyebut bahwa adalah orang aneh. Gus seolah sudah tahu bahwa dirinya hendak menjadi presiden pada 1999. Suudi bersahabat lama dengan . Bahkan presiden ke-4 ini permain mampir ke rumahnya di Desa Betek Kecamatan Mojoagung . Sahabat satunya lagi adalah Asmuni, pelawak Srimulat. "Saya, dan Asmuni bersahabat. Tapi saya lebih suka disebut santrinya ," kata Abah Suudi, panggilan akrab Suudi Yatmo.

Suudi punya cerita 'gila' saat terpilih menjadi presiden. Saat itu 20 Oktober 1999. Saat siang menjelang sore, Suudi mendapat kabar bahwa sahabtnya itu terpilih menjadi orang nomor satu di Indonesia. Pengusaha asal Mojoagung ini bergegas ke masjid terdekat. Dia memukul bedug bertalu-talu.

Tentu saja, orang-orang kaget karena zuhur sudah usai, sedangkan waktu asar belum masuk. Warga yang datang ke masjid kemudian diajak oleh Suudi untuk melakukan sujud syukur. Hal itu sebagai bentuk syukur atas terpilihnya sebagai presiden.

"Setelah sujud syukur, semua saya ajak ke warungnya Asmuni yang ada di Trowulan Mojokerto. Semuanya makan secara gratis. Ya, untuk syukuran menjadi presiden. Makanan di warung milik Asmuni sampai kehabisan. Semuanya makan gratis," kata Suudi mengenang peristiwa 23 tahun lalu itu.

Terlepas dari itu semuan, lanjut Suudi, selalu menyimpan karomah yang dapat diambil hikmahnya. "Maka tak heran jika banyak orang yang menganggap Wali ke-10 di Indonesia. Keteladan-keteladan yang pernah dilakukan untuk menyatukan bangsa patut dipertahankan dan disebarluaskan kepada generasi muda saat ini," ujarnya.

Oleh sebab itu, Suudi sepakat dengan hasil diskusi yang dihelat PWI dengan mengukuhkan sebagai pahlawan. Itu mengingat peran sangat besar terhadap bangsa ini. Semisal tentang demokratisasi di Indonesia. Juga tentang keperpihakan terhadap kelompok minoritas. " bisa menyatukan perbedaan. Beliau layak sebagai pahlawan," pungkasnya.

Deklarasi pengukuhan sebagai pahlawan rakyat itu dibacakan oleh Sekretaris PWI Moh Syafii. Beberapa poin dibacakan secara gamblang. Setelah itu diakukan doa bersama. Sebanyak enam tumpeng disajikan. Di sela itu, seorang warga Tionghoa mengangkat foto dalam bingkai besar.

"Tumpengan ini sebagai penanda pengukuhan sebagai pahlawan rakyat. Pengukuhan ini sebagai upaya untuk terus merawat nilai-nilai yang ditinggalkan . Kami juga mendesak kepada Pemkab agar menjadikan Desember sebagai Bulan ," pungkas Syafii. (aan/mar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video