Qatar Tegar, Meski Negara-negara Eropa Paksakan Bir dan LGBT di Piala Dunia 2022
Editor: tim
Rabu, 30 November 2022 12:19 WIB
Pihak keamanan mengejar suporter agen LGBT itu. Bendera LGBT dijatuhkan di lapangan sebelum orang itu digiring pergi ke luar. Bendera tersebut lalu direbut Wasit Iran Alireza Faghani.
Seperti ramai diberitakan, sebelumnya, Presiden FIFA, Gianni Infantino, telah memberi pernyataan terbuka. Terutama terkait keputusan FIFA untuk melarang penjualan bir di dalam dan luar stadion tiga jam sebelum dan satu jam setelah pertandingan Piala Dunia 2022. Sebelumnya larangan hanya ada di dalam stadion.
"Apa yang telah kami orang Eropa lakukan selama 3.000 tahun terakhir, kami harus meminta maaf selama 3.000 tahun ke depan sebelum kami mulai memberikan pelajaran moral kepada orang-orang. Kami telah memberi tahu banyak, banyak pelajaran dari beberapa orang Eropa, dari dunia barat," ucap Infantino.
"Setiap keputusan yang kami ambil di Piala Dunia ini adalah keputusan bersama antara Qatar dan FIFA. Saya pikir secara pribadi jika selama tiga jam dalam sehari, Anda tidak bisa minum bir, Anda akan bertahan," ujar Infantino dikutip dari Daily Metro.
Infantino kemudian mengkritik negara-negara Eropa yang memberi kritikan keras terhadap Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, terkait LGBT hingga dugaan pelanggaran HAM pekerja imigran.
Terkait diskriminasi terhadap kaum LGBT dan pekerja imigran, Infantino mengaku tahu apa rasanya menjadi korban.
"Hari ini saya merasa sebagai orang Qatar. Hari ini saya merasa bangsa Arab. Hari ini saya merasa Afrika. Hari ini saya merasa gay. Hari ini saya merasa cacat. Hari ini saya merasa [seperti] seorang pekerja imigran," ujar Infantino.
"Tentu saja saya bukan orang Qatar, saya bukan orang Arab, saya bukan orang Afrika, saya bukan gay, saya tidak cacat. Tapi saya merasa seperti itu, karena saya tahu apa artinya didiskriminasi, diintimidasi, sebagai orang asing di negara asing. Sebagai seorang anak saya diintimidasi - karena saya memiliki rambut merah dan bintik-bintik, ditambah saya orang Italia, jadi bayangkan," ucap Infantino.
Negara-negara pendukung LGBT tak terima dengan pernyataan Infantino. Antara lain, Jerman, Denmark dan Inggris mengancam akan meninggalkan FIFA. (tim)