Papi Asik Diluncurkan Wali Kota Kediri, Seasyik Apa Sih?
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Muji Harjita
Rabu, 16 November 2022 14:17 WIB
KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meluncurkan aplikasi program pemantauan ibu, anak, dan siklus kehidupan (Papi Asik) di Ballroom Lotus Garden, Kota Kediri, Rabu (16/11/2022). Tak hanya meluncurkan aplikasi, ada pula sosialisasi screening hipotiroid kongenital (SHK).
Dalam sambutannya, Wali Kota Abu Bakar mengatakan bahwa aplikasi Papi Asik melayani para ibu hamil warga Kota Kediri. Dari aplikasi ini, bisa terdeteksi ibu hamil mana yang tidak berisiko, berisiko tinggi, dan sangat tinggi.
BACA JUGA:
Dibantu Gus Barra, Ibu Lahirkan Bayi Kembar, Dua Anaknya Dinamakan Barra
Pemkot Kediri Gelar Pembinaan untuk 300 CJH 2024
Tingkatkan Kualitas Pengelolaan dan Pelayanan Koperasi, Dinkop UMTK Kota Kediri Gelar Sosialisasi
Tingkatkan Minat Baca dan Literasi Pelajar, Pemkot Kediri Peringati World Book and Copyright Day
"Jadi kita punya data yang valid ibu hamil mana yang berisiko," ujarnya.
Menurut pria yang akrab disapa Mas Abu tersebut, selama ini data pelayanan kesehatan ibu dan anak dikelola secara manual dan terpisah. Hal itu rawan akan terjadinya kehilangan data. Sedangkan melakukan pelacakan dan pencarian data membutuhkan waktu yang lama.
Dengan adanya aplikasi Papi Asik, data akan lebih valid, terintegrasi, dan real time. Data tersebut digunakan Pemerintah Kota Kediri untuk melakukan intervensi. Sebab, ibu hamil berisiko tinggi harus tertangani dengan baik untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.
"Ibu hamil berisiko tinggi kalau tidak tertangani dengan baik, dekat dengan kematian. Asyiknya aplikasi ini memberikan data yang valid sehingga kita bisa tahu penanganan apa yang harus segera kita lakukan. Jadi ibaratnya kalau kita mau intervensi pakai program tepat sasaran," terang dia.
Sedangkan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Fauzan Adima menambahkan, aplikasi Papi Asik digunakan oleh kader posyandu dan masyarakat Kota Kediri. Tahun ini ada sekitar 4.000 ibu hamil dan 20 persennya berisiko tinggi.
Simak berita selengkapnya ...