Penghasilan Istri Rp 2 M Tiap Bulan, Wakil Ketua MPR: Kalau Ada 10 Kiai Asep, Indonesia Maju | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Penghasilan Istri Rp 2 M Tiap Bulan, Wakil Ketua MPR: Kalau Ada 10 Kiai Asep, Indonesia Maju

Editor: MMA
Senin, 07 November 2022 20:59 WIB

Para Nara Sumber, Dari Kiri: Kepala Dindikbud Banten Tabrani, Wali Kota Serang H Syaruddin, Rektor UIN Banten, Prof Wawan Wahyudin, Wakil Ketua MPR RI, Yandri Susanto, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, M Mas'ud Adnan dan Ahmad Fauzi. Foto: bangsaonline.com

“Bahkan ketika buku ini dibedah di Pesantren Tahfidzul Quran Ilmul Yaqin, Tompo Bulu, Maros, Sulawesi Selatan, ada seorang peserta yang mantan ketua Muhammadiyah Kabupaten Maros dua periode dan kepala SMA Muhammadiyah tiga periode langsung berikrar bahwa mulai saat ini saya masuk NU karena bertemu Kiai Asep. Ia bilang Kiai Asep menjadi idolanya,” kata Mas’ud Adnan yang langsung disambut riuh peserta bedah buku.

Mas’ud Adnan juga bercerita bahwa Kiai Asep merupakan putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU. “Bisa dilihat pada dokumentasi PBNU periode pertama. Kiai Abdul Chalim tercatat sebagai Katib Tsani Syuriah PBNU. Jadi Kiai Asep ini dzurriah pendiri NU,” kata alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair itu.

Tapi benarkah Kiai Asep itu miliarder? “Penghasilan istrinya saja tiap bulan Rp 2 miliar. Belum lagi kalau disatukan dengan penghasilan Kiai Asep. Bisa mencapai Rp 6 miliar,” kata Mas’ud Adnan. Peserta bedah buku itu langsung riuh heran. Istri Kiai Asep adalah Nyai Hajjah Alif Fadilah.

Mas’ud kemudian mengutip hasil sulvei Thomas J Stenley yang mewawancari 733 miliarder di Amerika Serikat. “Ada 100 variabel yang menjadi faktor sukses seseorang. Tapi 10 faktor teratas ternyata bukan IQ dan lembaga pendidikan. IQ malah menjadi faktor ke 21, sedang lembaga pedidikan malah menjadi faktor ke 23,” kata Mas’ud Adnan.

Lalu apa faktor pertama yang membuat orang sukses? “Kejujuran atau being honest all people. Nah, kalau soal kejujuran, Kiai Asep sudah tak diragukan lagi,” kata Mas’ud Adnan.

Kedua, tutur Mas’ud, adalah disiplin keras. “Ketiga, mudah bergaul. Kiai Asep selalu mengistilahkan piawai berkomunikasi,” katanya.

Yang menarik, faktor keempat. “Yaitu dukungan pendamping. Nah, faktor pendamping itu bagi Kiai Asep adalah istri,” kata Mas’ud Adnan sembari mengatakan bahwa semua variabel dan faktor itu ada pada diri Kiai Asep.

Acara bedah buku itu kian seru ketika sesi tanya jawab. Seorang ibu bertanya, apakah seorang guru yang gajinya hanya 200 ribu sebulan boleh punya keinginan jadi miliarder. Lalu bagaimana caranya. “Saya sudah berdoa tapi masih tetap seperti ini,” katanya.

Peserta lain bertanya, bagaimana meyakinkan diri terhadap doa sehingga bisa sukses seperti Kiai Asep. Ada juga seorang ibu mengaku menangis tapi tak mengeluarkan air mata dan seterusnya.

Kiai Asep menjawab satu persatu. Menurut dia, siapapun boleh bercita-cita ingin menjadi miliarder. Caranya, kata Kiai Asep, kita harus punya anggota DPR dan kepala daerah yang jujur dan bersih. “Bukan yang menjualbelikan jabatan,” kata Kiai Asep.

Menurut Kiai Asep, jika ibu-ibu punya kepala daerah yang bersih, nanti para guru akan dapat dana BOS dan BOSDA. “Itu kan bisa menjadi kesejahteraan guru,” katanya.

Bahkan semua kebijakan DPR dan kepala daerahnya akan mengarah pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Yaitu sesuai dengan kaidah tasyarraful imam alar ra’iyah manutun bil maslahah. Bahkan kebijakan seorang pemimpin harus diorientasikan kepada kemaslahatan rakyatnya.

Soal keyakinan terhadap mustajabnya doa, Kiai Asep bercerita ketika awal mendirikan pondok pesantren. Menurut dia, saat itu muridnya hanya 48 orang. Sekolahnya terbuat dari terop tapi diberi nama Madrasah Bertaraf Internasional.

“Tanahnya tak sampai satu hektar. Saya beli dengan cara menyicil,” kata Kiai Asep.

Namun, baru 11 tahun, pesantren yang ia dirikan sudah maju pesat. Santrinya mencapai puluhan ribu dan mendapat berbagai penghargaan.

Kiai Asep kemudian mengijazahkan doa yang ia amalkan. "Doanya ada di bagian akhir buku itu," kata Kiai Asep.

Usai acara pelantikan dan bedah buku Kiai Asep dan rombongan menghadiri peletakan batu pertama dan peresmian Gedung Sekolah Dasar (SD) Al Madina (Inklusif Berkarakter) di Kramatwatu Banten. Sekolah ini berada di bawah Yayasan Al Madina Abdi Nusantara Pergunu.

“Setelah suami saya meninggal, yayasan ini saya serahkan kepada Pergunu yang ditangani Mas Aris Laksono dan Gus Habib,” kata Bu Um, pemilik Yayasan tersebut.

Kiai Asep mengaku terkejut. “Saya baru tahu adanya yayasan ini. Yang membuat saya terkejut, karena selama ini saya tak pernah tahu kalau Mas Habib, anak saya, yang menangani,” kata Kiai Asep.

Kiai Asep mengaku terkesan dan bangga terhadap perjuangan Bu Um dan pengurus yayasan ini.

Dalam acara itu Yandri Susanto dan pejabat Dikbud setempat juga hadir. (mma)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video