Gila! Usai Rugi Rp 1 Triliun, Pengusaha Ini Beli 23.000 Mobil Listrik Mewah | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Gila! Usai Rugi Rp 1 Triliun, Pengusaha Ini Beli 23.000 Mobil Listrik Mewah

Editor: MMA
Senin, 01 Agustus 2022 20:12 WIB

Dahlan Iskan. Foto: ist

Kelihatan, awalnya, ide itu cemerlang. Painter bisa dapat dana dari dua perusahaan keuangan. Capital One saja menyuntik sekitar Rp 100 miliar.

Wusss wuuusss wuusss.

Ternyata tidak jalan.

Itu tahun 2005.

Tiga tahun kemudian Painter mendirikan perusahaan baru: TrueCar. Dimasukkan pula ke kategori perusahaan teknologi. TrueCar merambah ke apps yang bisa membandingkan harga mobil di agen-agen seluruh Amerika.

Hasilnya: TrueCar digugat para dealer mobil. Dianggap merugikan. Banyak harga yang tertera di apps itu tidak cocok.

TrueCar sibuk melayani gugatan. Termasuk dari berbagai pemerintah negara bagian. Perhitungan pajak di TrueCar dianggap tidak cocok dengan sistem perpajakan di beberapa negara bagian.

(. Foto: Courtesy of )

Perusahaan itu mengalami kerugian besar. Tiap tahun. Muncul ide baru. Menggabungkan Zac.Com dengan TrueCar. Bakar uang lagi. Tahun 2015 mengambil alih Yahoo.Car. Bakar uangnya jalan terus. Tahun 2019 rugi sekitar Rp 1 triliun. Padahal equity perusahaan hanya sekitar Rp 800 miliar.

Januari lalu muncul ide terbaru. Persewaan sebagai transisi bagi orang yang masih ragu membeli . Painter menangkap perasaan banyak orang yang lagi bimbang: beli atau mobil bensin lagi. Itulah . Kategorinya juga perusahaan teknologi.

Ini mirip dengan keraguan orang: apakah tetap pakai listrik PLN atau pasang solar cell. Keraguan itu di dua hal: apakah solar cell itu andal dan apakah bisa lebih menghemat.

Maka di Indonesia lahir perusahaan penyedia solar cell. Ia yang membiayai pembelian dan pemasangannya. Juga pemeliharaannya. Pemilik bangunan membayar listrik ke perusahaan start up tersebut. Harganya 10 persen lebih murah dari harga listrik PLN.

Tentu hanya pabrik-pabrik besar yang mau masuk sistem itu. Yang punya atap luas. Yang bayar listrik ke PLN-nya dalam jumlah besar. Menghemat listrik 10 persen terasa besar.

Perusahaan start up seperti itu belum akan bisa masuk ke rumah tangga. Tarif listrik PLN di rumah tangga sangat rendah. Pun setelah dinaikkan baru-baru ini. Start up sehebat apa pun tidak akan bisa menawarkan tarif lebih murah dari PLN. Sama pun tidak bisa. Harus lebih mahal yang amat sangat.

Dengan model itu banyak pabrik yang mulai menggunakan solar cell. Yang penting mulai terbiasa. Sama-sama bisa belajar: produsen dan konsumennya.

Start up seperti itu penting meski diri mereka sendiri harus terus-menerus membakar uang. Mereka harus pintar cari sumber dana. Terutama harus pintar meyakinkan mereka. Toh bisa ditawarkan exit strateginya: IPO di ujung sana.

Karena itu masuk ke kategori perusahaan teknologi jadi pilihan. Itulah yang laku di pasar uang. Isinya boleh apa saja. Persewaan atau pun atap. Yang penting dibungkus teknologi. Kali ini bungkus lebih penting dari isi. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video