Bedah Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan, Peserta Terkesima Kisah Dramatis Kiai Asep | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Bedah Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan, Peserta Terkesima Kisah Dramatis Kiai Asep

Editor: MMA
Jumat, 01 Juli 2022 22:19 WIB

Para pembicara bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan: DARI KIRI: Dr Izza Zen Syukri, Dr Fadly Usman, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, Dr Saefulloh dan M Mas'ud Adnan di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Kamis (30/6/2022). Foto: BANGSAONLINE.com

Peserta yang memenuhi Hall Hotel Swarna Dwipa langsung membuka halaman 113 buku itu. Mereka tampak penasaran. 

“Padahal itu putra pendiri organisasi Nahdlatul Ulama, Kiai Abdul Chalim. Tapi karena miskin, mengaku tak berani menunjukkan dirinya sebagai putra pendiri NU,” tutur Mas’ud lagi.

pernah bilang kepada saya, bahwa miskin itu sangat menyakitkan,” kata Mas’ud Adnan.

Menurut Mas’ud Adnan, baru berani menunjukkan sebagai putra pendiri NU setelah sukses mendirikan Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto Jawa Timur.

Yang membuat peserta makin terkesima, ketika Mas’ud Adnan mengungkapkan bahwa penghasilan istri , Nyai Alif Fadlilah, tiap bulan Rp 2 miliar. “Kalau ditotal semua dengan penghasilan mencapat Rp 8 miliar tiap bulan,” kata Mas’ud Adnan. 

Ibu-ibu peserta langsung riuh. “Wow,” teriak mereka.

Sementara Fadly Usman mengaku mendampingi sejak awal merintis Amanatul Ummah. Saat itu, menurut Fadly Usman, sekolah Amanatul Ummah di Pacet terbuat dari terop. Tapi sudah memasang plakat Madrasah Bertaraf Internasional.

Fadly Usman mengaku terpanggil untuk membantu karena ada kemiripan dengan sejarah Nabi Muhammad. Dosen Universitas Brawijaya Malang yang juga Wakil Rektor Institut KH Abdul Chalim itu memang selalu mendampingi , termasuk di Pergunu.

Saefulloh punya cerita lain tentang . Ia mengaku ditugasi untuk mencari rumah calon menantunya di Haur Geulis Indramayu, Jawa Barat. Yang membuat Kang Ipul – panggilan akrab Saefulloh – heran, ternyata keluarga calon menantu itu bukan seorang kiai, ustadz, tokoh masyarakat, atau orang kaya.

Tapi keluarga sangat sederhana. Bahkan calon besannya berjualan di pasar. Padahal, ulama besar dan kaya raya. Sampai calon besan tak percaya anaknya mau diambil menantu

"Orang tuanya sampai membawa tokoh masyarakat, seperti ketua RT, karena takut saya ini bohong," kata Kang Ipul.

Begitu juga soal salat istikharah untuk calon menantunya. “Kalau kita istikharah itu setelah tahu dan cocok, baru kita istikharah untuk memantapkan. Tapi istikharah dulu, baru dicari orangnya,” kata Kang Ipul.

Menurut Kang Ipul, ketulusan dan kepasrahan kepada Allah SWT itulah yang perlu diteladani dari .(mma)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video