Virus itu Benda Hidup atau Benda Mati, Tiongkok Krisis Babi, Ini Jawabannya | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Virus itu Benda Hidup atau Benda Mati, Tiongkok Krisis Babi, Ini Jawabannya

Editor: MMA
Sabtu, 25 Juni 2022 09:38 WIB

Dahlan Iskan

BANDUNG, BANGSAONLINE.comdrh Indro Cahyono memang peneliti nyentrik. Ia mengaku sudah biasa digebuki masyarakat. Karena dianggap kontroversial. Tapi ia bisa memberikan kontribusi positif bagi penyelesaian .

Tapi itu benda mati atau benda hidup sih? Temukan jawabannya di tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di HARIAN BANGSA hari ini, Sabtu 25 Juni 2022. Atau di BANGSAONLINE.com di bawah ini:

KELIHATANNYA ini memuji, tapi menyakitkan. Terutama bagi yang dituju. "Nah, ini dia. Baru pas. drh Indro bicara soal PMK sapi. Bukan Covid-19," tulis seorang yang Anda sudah tahu.

Maksudnya: dokter hewan itu harus bicara tentang sakitnya hewan. Bukan tentang penyakit yang menyerang manusia seperti Covid.

Memang, ketika drh Indro Cahyono mengungkapkan penelitiannya tentang PMK, tidak ada yang sewot. Umumnya memuji. Kecuali mungkin, para penanggungjawabnya saja.

drh Indro lah yang pertama meneliti bahwa PMK sudah masuk Indonesia. Itu berarti Indonesia sudah bukan negara bebas PMK lagi. Di Jatim misalnya, sudah merata. Semua kabupaten sudah terjangkiti.

Itu berbeda ketika drh Indro banyak bicara soal Covid dulu. Ia digebuki. Diejek. Dihina. Dilecehkan. Terutama: diremehkan.

Tapi reaksi Indro cuek bebek goreng. "Itu sudah makanan saya sehari-hari. Puluhan tahun. Kalau saya pedulikan itu saya tidak bisa jadi peneliti," ujarnya.

Indro sangat memaklumi sikap umum masyarakat seperti itu. Ia tidak marah. Ia tidak gelisah. "Mereka kan tidak tahu bahwa prinsip itu sama. Yang menyerang manusia kek, yang menyerang hewan kek, prinsipnya sama. Bahkan pun yang menyerang tanaman," katanya.

Maka Indro pilih menulis buku. Tentang . Khususnya Covid-19. Baru saja terbit. Pekan lalu.

Buku itu menarik sekali. Bukan buku ilmiah, dalam pengertian jurnal. Tapi ilmiah merakyat.

Semua aspek ia bahas. Tiap aspek ia tulis dalam satu bab. Tiap bab, rata-rata, tidak sampai 1 halaman. Membacanya enak. Bahasanya merakyat. Banyak info grafik.

Membaca buku ini seperti makan bebek goreng satu suap, satu suap, satu suap, tiba-tiba tamat. Tidak sampai kabangkulanan, apalagi tersedak.

Misalnya ada satu bab yang membahas pertanyaan ini: itu benda hidup atau benda mati? Sebenarnya saya ingin pembaca Disway menebak jawabannya. Lalu dapat hadiah buku tersebut. Tapi saya khawatir: semua tebakan pembaca salah. Saya sendiri pernah mencoba menebaknya: saya salah.

Maka saya bocorkan saja jawabannya di sini: itu bukan benda hidup, juga bukan benda mati. "Definisi yang paling mendekati adalah itu parasit sejati," tulis Indro (halaman 3). Bahasa sono-nya: parasit obligat. Yakni parasit yang menumpang dan tergantung sepenuhnya pada sel makhluk hidup yang dimasukinya.

Ditulis juga di bab itu: lantas apa tujuan hidup ? Tujuan hanya satu: mereplikasi diri. Ia tidak punya tujuan membunuh manusia. Hewan pun tidak. Juga tumbuhan. Kematian itu hanya akibat saja.

Bahkan, dalam aksinya, itu tidak ngawur. Ia tidak bisa masuk ke sembarang sel. Kalau pun bisa masuk ke beberapa jenis sel ia tidak mau membuat infeksi sel itu. Tidak bisa. Setiap jenis punya darling sel tertentu. Istilah sono-nya: sel target. Kalau pun bisa masuk ke sel yang bukan darling-nya, itu hanya diam saja di situ.

Sebagai peneliti yang serius Indro punya koleksi berbagai macam . Orang seperti ia tidak sama dengan kita-kita pada umumnya. Kita takut . Bahkan ada yang sampai paranoid. Ia tidak.

Kalau sudah menggeluti Indro tidak ingat lagi kalau ia itu dokter hewan. Ini ilmu . Bukan ilmu hewan. Dokter hewan itu kuliahnya di S1. Ia pindah ke ilmu . Berarti tidak melulu lagi mendalami ilmu hewan. Apalagi, apa sih bedanya manusia dengan hewan dan tanaman –dalam hal ilmu susunan selnya.

Bab terpendek di buku itu tidak sampai setengah halaman. Dua menit selesai membacanya. Yakni bab ''apakah antibiotik bisa membunuh ''. Saya bocorkan saja jawabnya: tidak. Antibiotik hanya bisa membunuh bakteri.

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video