Tutup PKN Tingkat II, Gubernur Khofifah Minta Percepatan Inovasi Menuju Birokrasi Berkelas Dunia
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Jumat, 10 Juni 2022 18:05 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Di hadapan seluruh peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta percepatan penerapan inovasi birokrasi menuju Birokrasi Berkelas Dunia dengan standar kompetensi, talent, efektifitas serta produktivitas serta kekuatan kepemimpinan pada birokrasi.
Hal itu dikatakan Khofifah saat menutup Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan IV Tahun 2022 di Provinsi Jatim bertempat di Jatim Coorporate University BPSDM Prov Jatim, Jumat (10/6/22).
BACA JUGA:
Sampaikan LKPJ TA 2022, Gubernur Khofifah: Capaian Kinerja Pemprov Jatim Meningkat 1,29 Persen
Harlah ke-77, Khofifah Tegaskan Penguatan Peran Muslimat Membangun Peradaban Dunia
Safari Ramadhan 2023: Jelajah Sejarah Gubernur Khofifah ke Masjid-Masjid Legendaris di Jawa Timur
Pecah Telur, Gubernur Khofifah Deklarasikan Kota Madiun Sebagai Kota Lengkap Pertama di Jatim
Mengacu data IMD World Talent Ranking 2019, pada Global Talent Ranking ASEAN, Indonesia berada pada peringkat 41. Sehingga menurutnya penting untuk membangun penguatan dan sinergitas dari seluruh kerja-kerja yang telah dilakukan birokrasi pemerintahan baik kerja sama secara horisontal maupun vertikal.
"Misalnya di PKN Tingkat II selanjutnya kunjungan ke negara tetangga khususnya Singapura dan Malaysia yang ranking global talent, efektifitas maupun daya saingnya cukup tinggi," kata Gubernur Khofifah.
Ia juga menjelaskan, kalau ada yang bisa memberikan sudut pandang baru bisa dicoba untuk diimplementasikan. Kalau memang kurikulumnya belum bisa masuk secara nasional, mungkin bisa diterapkan bagi Jawa Timur dulu.
Mantan Menteri Sosial RI itu kemudian melanjutkan, dari seluruh sinergitas yang telah terbentuk, Kepala Dinas harus mengkomunikasikan dengan Bupati/Walikota agar lebih terbuka dengan seluruh hal yang memicu efektivitas, produktivitas, sinergi dan manfaat yang lebih besar.
"Terbuka menerima ide kreatif dan inovatif untuk kemajuan perkembangan pembangunan di daerah masing-masing juga penting," sebutnya.
Selanjutnya, berdasarkan data Indeks Kemakmuran Dunia, Indonesia berada pada peringkat 5 ASEAN. Indikator kemakmuran dilihat dari 8 sektor yakni ekonomi, keamanan, kesehatan, pendidikan, modal sosial, pemerintahan, kebebasan individu dan kesempatan kerja wirausaha.
"Kekuatan masyarakat kita sangat luar biasa. Social capital ini menjadi modal untuk bersinergi dengan program strategis yang kita siapkan. Kita dalam mempersiapkan program juga harus melihat sesuatu yang bisa kita capai melalui ragam ide kreatif kita," lanjut Khofifah.
Oleh sebab itu, dirinya berharap dan secara khusus meminta seluruh kepala OPD untuk lebih membuka jejaring dan memperluas kerja sama dengan berbagai pihak. Harus selalu berpikir ke depan, menstrukturkan seluruh ide kreatif dengan keadaan dan manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat.
"Kita butuh referensi secara imperatif untuk mengarusutamakan SDGs agar menyatu dengan seluruh program. Kalau memang kita merasa kurang maksimal dalam satu hal, tidak apa-apa kita berbenah. Tapi jangan dibatasi staf kita untuk berkreasi memunculkan ide kreatif tetap inovatif," paparnya.
Di sisi lain, Khofifah juga menyinggung tentang Presidensi G20. Menurutnya semangat yang muncul dengan adanya Presidensi G20 oleh Indonesia, harus diiringi dengan berbagai percepatan dan sinkronisasi program.
Pemprov Jawa Timur mendapatkan apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri RI sebagai Provinsi dengan Kinerja Terbaik untuk Standar Pelayanan Minimum (SPM) dengan menjadi peringkat pertama di Indonesia dengan nilai 99,36%. Sehingga menurut Khofifah menjaga marwah pelayanan dengan standar nilai tersebut sangatlah tidak mudah. Artinya, kinerja ASN di Jawa Timur membutuhkan kinerja ekstra keras.
Simak berita selengkapnya ...