​Cak Imin Remehkan Ketum PBNU karena Setara, Gus Yahya Bukan Kiai Kharismatik? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Cak Imin Remehkan Ketum PBNU karena Setara, Gus Yahya Bukan Kiai Kharismatik?

Editor: MMA
Kamis, 12 Mei 2022 18:47 WIB

A Muhaimin Iskandar. Foto: Kompas

(Andi Jamaro Dulung. Foto: beritamoneter.com)

Guru Besar Fisip Universitas Airlangga (Unair) itu mengungkapkan, ketika itu Yahya tinggal mengerjakan skripsi saja. “Tapi terus ditinggal studi ke Mesir atau ke Arab gitu lho, sehingga tidak sempat selesai,” kata Hotman.

Bagi Hotman, gelar akademik tidak menjamin seuatu, apalagi di era seperti sekarang ini. Yang seharusnya dilihat justru kiprah intelektualnya ketimbang mempermasalahkan gelar. Dan ia menilai punya kemampuan mengelola sebuah organisasi besar.

Hotman mengatakan saat ini berderet-deret intelektual bergelar profesor doktor. Yang bergelar guru besar pun berseliweran. Namun banyak yang jejak rekam kiprah intelektualnya belum terlalu memuaskan. “Pengetahuan dan ilmu luar biasa, itu yang menurut saya lebih penting dari sekedar gelar,” kata Hotman.

Lalu apa persamaan dan perbedaan lain dengan ? aktif di PMII. Yaitu organisasi mahasiswa Islam yang dilahirkan NU. Sedang aktif di HMI. Yaitu organisasi mahasiswa Islam yang didirikan oleh para tokoh yang bervisi keagamaan Muhammadiyah.

Lafran Pane, salah satu pendiri utama HMI, sejak kecil nyantri di Pesantren Muhammadiyah Sipirok. Kemudian melanjutkan ke HIS Muhammadiyah.

Sementara para pengurus NU - mulai dari tingkat ranting (terbawah) hingga PBNU - memang kader PMII. Karena itu terpilihnya sebagai ketua umum PBNU merupakan sejarah luar biasa bagi NU. Apalagi Sekjennya, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), juga kader HMI.

Persamaan dan perbedaan lain dan adalah sama-sama keturunan kiai besar. punya garis kerurunan dari Rais Aam Syurah PBNU KH Bisri Syansuri. Begitu juga . Dia keturunan KH Bisri Mustofa, penulis Tafsir Al-Ibriz

Jadi memandang biasa saja. Apalagi tahu betul tentang karakter dan kapasitas para kiai NU. sangat paham: siapa saja kiai yang punya pengaruh dan siapa saja yang menjadi panutan. Bagi Yahya bisa jadi bukanlah sosok kiai kharismatik yang memiliki jamaah dan pengikut fanatik. Karena itu yakin bahwa tak ada pengaruhnya bagi .

Begitu juga tentang kapasitas keilmuan . tahu betul, mengingat dulu sama-sama kuliah di UGM. Lebih-lebih ilmu agamanya.

Dalam pandangan - termasuk tokoh-tokoh NU yang lain - tak bisa disejajarkan dengan Kiai Said Aqil Siroj, apalagi Gus Dur. Dan inilah yang kini banyak jadi sorotan para kiai NU.

Diakui atau tidak, alih generasi dan kepemimpinan dari Kiai Said Aqil ke mengalami penurunan.Baik dalam perspektif keilmuan maupun ketokohan. Termasuk jugadari segi kharisma. 

Dan itulah tampaknya yang membuat meremehkan pengaruh . Karena itu - sekali lagi - tak akan berpengaruh bagi , mau ngomong apa saja tentang .

Itulah keyakinan dalam pernyataan politik kontroversialnya! (mma) 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video