Tafsir Al-Hijr 33-34: Semoga Jokowi Bukan Presiden Boneka
Editor: Revol
Selasa, 14 April 2015 00:48 WIB
Oleh: KH. Musta'in Syafi'ie...
BANGSAONLINE.com - "Wa inn jahannam lamau'iduhum ajma'in, laha sab'ah abwab, likull bab minhum juz' maqsum". Seperti sudah tertutur sebelumnya, bahwa ayat yang menggambarkan desain neraka jahanam ini sesungguhnya bukan sekedar informasi mengenai detail fisik neraka tersebut, melainkan sebagai peringatan agar kita tidak berbuat dosa sekecil apapun, karena dosa itu akan mengantarkan kita masuk jahanam melalui pintu yang sudah ditentukan sesuai jenis dosa tersebut.
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Kisah, betapa seorang wanita desa berhasil menutup tujuh pintu neraka, sehingga dirinya aman, itulah yang kita contoh, itulah yang sejatinya digagas oleh ayat studi ini.
Manusia memang punya kelemahan dan tidak bisa luput dari dosa. Tapi tidak berarti dengan alasan kondisi tersebut lantas kita pasif dan beramal sejadi-jadinya. Lebih kronis lagi bila bersikap 'setengah menyalahkan Tuhan'.
Seperti ucapan "Ya, harap maklum, kita kan manusia dst". Oke. Kalimat tersebut memang benar, tapi tidak mutlak. Kalimat tersebut mengarah kepada toleransi berbuat dosa atas nama kemanusiaan. Sekali lagi, itulah yang dikehendaki Syetan.
Akibatnya, orang yang berbuat dosa selalu dibesarkan hatinya, dimaklumi, diberi semangat bukan untuk segera berhenti dan bertobat, tapi untuk bersikap biasa-biasa saja.
Simak berita selengkapnya ...