​Ngaku Dapat Berkah, Wali Kota Etnis Tionghoa itu Senang Kiai Asep Datang ke Singkawang | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Ngaku Dapat Berkah, Wali Kota Etnis Tionghoa itu Senang Kiai Asep Datang ke Singkawang

Editor: MMA
Kamis, 24 Februari 2022 20:04 WIB

Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menganugerahkan simbol kehormatan berupa selendang kepada Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg dalam acara Pelantikan PC Pergunu Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat di Kantor Wali Kota Singkawang, Rabu (23/2/2022). Foto: MMA/BANGSAONLINE.com

SINGKAWANG, BANGSAONLINE.com – Pelantikan Pengurus Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat (Kalbar) berlangsung meriah. Acara yang digelar di Kantor Kalbar itu dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pergunu Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg, dan Wakil Bupati Bengkayang Syamsul Rizal.

tampak senang hadir di wilayah yang dipimpinnya. Wali kota friendly dan familiar itu bahkan mengaku mendapat berkah.

“Ini berkah karena Pak Kiai datang ke Singkawang, “ kata perempuan etnis Tionghoa itu saat memberikan sambutan, Rabu (23/2/2022).

Wanita berkulit putih itu juga mengucapkan terimakasih karena pelantikan Pergunu ditempatkan di kantor wali kota Singkawang.

“Terimakasih pelantikannya di kantor wali kota. Saya juga dapat berkahnya Pak Kiai,” kata .

Sang wali kota memang hangat menyambut . Wanita enerjik itu bahkan mengundang makan malam. “Nanti malam kami akan mengundang makan malam Pak Kiai dan rombongan,” kata saat mau mengakhiri sambutannya.

Dalam sambutannya, mengapresiasi peran guru. Menurut dia, guru adalah pahlawan tanpa jasa. “Kalau tak ada guru tak ada presiden, tak ada gubernur,” kata .

Merespon pidato yang berharap Kota Singkawang memiliki banyak doktor dan profesor, sangat apresiatif. Ia berharap anak-anak muda Singkawang belajar pada pengalaman yang sukses menjadi profesor, meski sewaktu remaja miskin.

“Beliau () berasal dari orang susah. Tapi bisa menjadi guru besar. Kita tunggu 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, ada guru besar di Singkawang,” kata penuh semangat. Hingga kini warga Singkawang memang belum ada yang mencapai prestasi puncak secara akademik. Belum ada yang bergelar profesor.

( (baju merah) foto bersama dengan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg beserta para kiai dan pengurus Pergunu  usai makam malam. Foto: mma/bangsaonline.com)

saat memberika sambutan memang bercerita bahwa sewaktu muda hidup miskin. Bahkan untuk makan saja susah “Saya bukan hanya miskin tapi minus,” kata .

Tapi karena punya semangat belajar tinggi, ia akhirnya sukses. Ia sukses secara akademik, pendidikan dan ekonomi. 

Bahkan kiai yang dikenal santun itu sukses mendirikan dan mengasuh pondok pesantren sangat besar. Yaitu Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu. 

Kini santrinya mencapai 12.000 orang. Para santri itu berada di Amanatul Ummah Surabaya 2.000 santri dan di Amanatul Ummah Pacet sebanyak 10.000 santri.

Yang spektakuler adalah para alumninya. Para alumni Amanatul Ummah diterima di berbagai perguruan tinggi favorit di dalam negeri seperti Unair, UI, ITB, IPB, UIN Jakarta, UIN Surabaya, UB, Unhas, Undip, dan berbagai perguruan tinggi lain.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video