PBNU Vs Cak Imin, Bukan PBNU Vs PKB
Editor: Tim
Minggu, 06 Februari 2022 05:18 WIB
Oleh: Mukhlas Syarkun --- Selepas muktamar NU Jombang, Ketua Umum DPP PKB A Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berpidato pada acara PKB di Ancol Jakarta. Ia mengungkapkan kegembiraannya karena semua figur yang menempati pos strategis di PBNU hasil Muktamar Jombang sesuai dengan keinginan PKB. Bahkan sekjen (Helmy Faishal Zaini) pun dari PKB.
Cak Imin kelihatan sumringah karena bisa mengamalkan ajaran wihdatul wujud (manunggaling PKB dan PBNU)
BACA JUGA:
PKB Buka Peluang Usung Kiai Marzuki Mustamar di Pilgub Jatim 2024
Rio Patennang Kembalikan Formulir Bakal Calon Bupati ke DPC PDIP Situbondo
DPC PKB Jombang Resmi Usung Warsubi Jadi Bacabup di Pilkada 2024
DPP PKB Rekom Thoriqul Haq Sebagai Bacabup Lumajang
Namun kondisi itu berbeda 180 derajat saat Muktamar Lampung. Pasca Muktamar NU ke-34 Lampung, kebijakan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf tak sesuai dengan harapan Cak Imin.
Cak Imin merasakan kebijakan PBNU hasil Muktamar Lampung tidak nyaman sehingga ia melakukan berbagai manuver yang menjadi sorotan publik.
Di antara manuver Cak Imin yaitu tidak hadir dalam acara penting PBNU. Bahkan dengan sangat PD ia melontarkan pernyataan bahwa dirinya sangat berjasa pada NU. Padahal dalam prespektif santri, pernyataan itu sudah masuk kategori suul adab. Dalam terminologi santri, suul adab adalah perilaku buruk atau tidak sopan yang sangat tercela dalam budaya pesantren.
Kebijakan PBNU sekarang ini sebenarnya sebagai ikhtiar menjaga khittoh. Almaghfurlah KH Hasyim Muzadi pernah menyatakan bahwa menjaga jarak PKB dengan NU adalah bagian dari menjaga manhaj NU. Mestinya, PKB malah bersyukur. Sebab selama ini publik menilai PKB telah melakukan kooptasi terhadap PBNU, sungguh stigma yang tidak baik bagi PKB itu sendiri.
Alhamdulillah kebijakan PBNU sekarang ini telah melepas belenggu (dari PBNU terjerat arus politik kekuasaan). Meminjam istilah almaghfurlah KH Sahal Mahfudz siyasatus sufla (politik rendah).
Simak berita selengkapnya ...