Tanpa Bedak, Kesemek Glowing Tulungrejo Potensial untuk Diekspor | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tanpa Bedak, Kesemek Glowing Tulungrejo Potensial untuk Diekspor

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Agus Salimullah
Kamis, 20 Januari 2022 14:55 WIB

Sudarmono, salah satu petani dan pengepul saat menunjukkan kesemek asal Junggo.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, , memiliki buah unggulan selain apel dan jeruk. Yaitu buah glowing yang mulai digandrungi konsumen luar daerah.

Alasan diberi embel-embel glowing, karena kulit buah tersebut tanpa diberi bedak putih seperti yang biasa kita jumpai di pasaran selama ini. Inovasi inilah yang membuat naik kelas.

Begitu nikmatnya buah ini, sampai sangat diidolai oleh Wali , Dewanti Rumpoko. Dia pun juga sempat mengirim buah tersebut kepada Mantan Presiden RI, Megawati Soekarno Putri beberapa waktu lalu.

Salah satu petani dan pengepul asal Junggo, Sudarmono, menerangkan glowing diminati karena dinilai lebih bersih dan higienis. Diketahui, selama ini proses pematangan memakai campuran air kapur, sehingga tampilan buah kotor.

“Dengan adanya inovasi baru yang sudah kita teliti selama 7 tahun ini, akhirnya bisa menarik perhatian pecinta buah di tanah air. Tak hanya itu, keinginan kami asal Indonesia khususnya Junggo, bisa sama dengan yang ada di luar negeri. Tampilannya nampak bersih dan higienis,” katanya, Kamis (20/1/2022).

Apalagi asal memiliki cita rasa lebih manis dan ukurannya lebih besar bila dibandingkan dengan hasil panen daerah lain. Sebab, Junggo ditanam di ketinggian 1.200 Mdpl dan memilki kontur tanah yang cukup subur.

“Sayang sekali bila potensi ini tidak dimaksimalkan untuk mempromosikan hasil bumi asal , baik ke luar daerah atau go ekspor,” urai Momon, sapaan akrabnya.

Untuk saat ini, Junggo sudah merambah swalayan dan biasa dikirim ke Jakarta, Jawa Tengah, dan kota-kota besar di Indonesia. Setiap minggu, dia mengaku bisa mengirim hingga 2 ton. Alasan lebih konsen dipasarkan ke swalayan, karena harga yang lebih baik.

“Untuk penjualan, kami mematok harga Rp 20-25 ribu per kilonya berisi 5-6 buah kategori grade A. Kalau grade B Rp 12-15 ribu berisi 7-9 buah. Namun kami juga tetap melayani pesanan pasar tradisional dengan harga Rp 5 ribu per kilonya. Tapi bukan yang glowing, yang ada bedaknya atau biasa disebut buah genit,” jelasnya.

Dengan potensi yang ada ini, ia berharap ada perhatian khusus dari Pemkot Batu untuk memberikan pendampingan agar petani asal Junggo bisa mengirim ke luar negeri seperti Singapura.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video