Stop BAB Sembarangan, Dinas Perkim Jombang Bangun 3.000 MCK

Stop BAB Sembarangan, Dinas Perkim Jombang Bangun 3.000 MCK Bangunan MCK di Kecamatan Mojowarno untuk warga tak mampu.

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Guna menciptakan desa-desa yang sehat di kota santri, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Jombang, berkolaborasi dengan pemerintah desa membangun 3.000 sanitasi berupa sarana MCK (mandi, cuci, kakus).

Pembangunan sarana MCK ini tersebar di seluruh desa kabupaten setempat. Dengan adanya MCK ini, diharapkan masyaakat tidak BAB (buang air besar) sembarangan.

Pembangunan MCK dibungkus dalam program kegiatan Berkadang (berkarakter dan berdaya saing) yang bertujuan membantu desa melalui mekanisme bantuan keuangan, yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat dengan bentuk pembangunan fisik/belanja fisik dan nonfisik.

"Diharapkan melalui program ini nantinya menjadikan desa-desa di Kabupaten Jombang lebih sehat dan bebas ODF," ujar Kepala Dinas Perkim Kabupaten Jombang, Heru Widjajanto, Jumat (10/12/2021).

Dijelaskan, pada tahun anggaran 2021, disperkim telah membangun sebanyak 283 unit MCK individual di Kecamatan Mojowarno. Pembangunan MCK dilakukan sesuai tata cara perencanaan umum serta menjaga kaidah-kaidah MCK sehat, dengan harapan dapat berperan dalam pengendalian lingkungan.

"Pembangunan sanitasi tersebut melalui program padat karya infrastruktur untuk mendukung program Jombang Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan," jelas Heru.

MCK, lanjut Heru, merupakan salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan bersama untuk keperluan mandi, mencuci, dan buang air oleh beberapa keluarga di lokasi pemukiman tertentu yang dinilai tingkat kemampuan ekonomi rendah dan berpenduduk cukup padat.

"Potret masyarakat yang rendah ekonomi memiliki tata ruang yang kumuh membuat mereka kurang menyadari arti penting dari fungsi MCK," tegasnya

MCK sebagai sarana penunjang kehidupan sosial, budaya serta kesehatan masyarakat. MCK sehat merupakan cerminan lingkungan yang sehat, bersih serta tertata sehingga dapat memengaruhi pola pikir individu untuk lebih memperhatikan lingkungan, menekan polusi udara dan pencemaran ekosistem.

"Dampak positif bagi masyarakat adalah perubahan prilaku, kebiasaan serta budaya manusia di lingkungan umum," pungkas Heru. (aan/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO