JK: Pemikiran Rizal Ramli Tangguh, Tapi Tak Digunakan untuk Bisnis

JK: Pemikiran Rizal Ramli Tangguh, Tapi Tak Digunakan untuk Bisnis Jusuf Kalla dan Rizal Ramli bertemu saat menjadi narasumber Halaqah Satu Abad NU dengan tema Gagasan Kontributif Membangun Kemandirian Ekonomi Nahdliyin, di Kantor DPP PKB, Jakarta. foto: ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Muhammad (JK) mengapresiasi sikap begawan ekonomi yang memilih mendedikasikan pemikirannya untuk bangsa ketimbang menjadi pengusaha.

Pernyataan itu disampaikan JK dalam acara "Halaqah Satu Abad NU" dengan tema "Gagasan Kontributif Membangun Kemandirian Ekonomi Nahdliyin", di Kantor DPP , Jakarta, Kamis (2/12/2021).

Menurut pria yang karib disapa JK itu, figur memiliki semua syarat untuk menjadi pengusaha yang sukses bila ia mengambil pilihan itu. Karena, kata JK, menjadi pengusaha tidak cukup hanya memiliki kapital yang kuat, pengetahuan, dan pengalaman saja. Tapi, yang paling utama adalah keberanian dan tangguh dalam menghadapi masalah.

Ketangguhan itu, kata , dapat terbentuk di dalam dunia aktivis kemahasiswaan yang pernah dialaminya bersama Pemilik Bosowa Group Aksa Mahmud dan Pendiri Fajar Group HM Alwi Hamu. Begitu juga, sambung JK, pengalaman sebagai aktivis mahasiswa juga pernah dirasakan saat mengenyam pendidikan di ITB.

"Kegiatan aktivis kemahasiswaan bisa mendidik orang menjadi tangguh, kayak Pak Rizal ini pemikirannya tangguh. Cuma Pak Rizal tidak pergunakan di bisnis, kalau dipergunakan di bisnis bisa menjadi pengusaha sukses," kata JK dalam keterangan tertulis, Jumat (3/12/2021).

Sebagaimana diketahui, saat didapuk sebagai Kepala Bulog oleh Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada tahun 2000, perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan itu pernah meraup keuntungan sebesar Rp 5 triliun.

Kemudian, kala menjabat Menko Ekuin pada Agustus 2000, menerapkan beberapa strategi yang mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi dari minus 3 persen ke positif 4,5 persen atau naik 7,5 persen. Salah satu cara yang dilakukannya adalah menaikkan gaji PNS, TNI/Polri, serta pensiunan hingga 125 persen. Karena, dengan menerapkan kebijakan itu, maka daya beli masyarakat meningkat.

Begitu juga ketika menjabat sebagai Menko Maritim di era pemerintahan Jokowi-JK, pernah memperingatkan kepada Garuda Indonesia agar lebih fokus dan mampu memperkuat jalur penerbangan domestik dan regional daripada melakukan pembelian 30 pesawat berbadan lebar Airbus A 350 XWB yang harganya sangat mahal dan hanya cocok untuk penerbangan internasional jarak jauh.

Pada April 2016, pemerintah akhirnya membeli 14 pesawat Airbus dengan tipe A 330 yang lebih efisien bahan bakarnya daripada A 350.

Kebijakan lainnya adalah pengembangan 10 Destinasi Wisata Priorotas untuk meningkatkan pertumbuhan dan lapangan kerja dari 3 juta meningkat menjadi 7 juta di tahun 2019. Fokus 10 tujuan wisata ini dimaksudkan agar ada capaian terukur dan dapat menjadi percontohan di daerah lain di tahun berikutnya. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO