Santuni 70 Relawan Ikfina-Gus Barra yang Meninggal, Kiai Asep: Jangan Ada Jual Beli Jabatan

Santuni 70 Relawan Ikfina-Gus Barra yang Meninggal, Kiai Asep: Jangan Ada Jual Beli Jabatan Para relawan saat mendapatkan taushiah dari Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. di Masjid Kampus KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto tadi malam (Jumat/13/8/2021). foto: BANGSAONLINE.com

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. mengaku telah mengalkulasi anggaran pemerintah kabupaten (pemkab) dan pemerintah kota madya (pemkot). Menurut Kiai Asep, anggaran yang mencapai triliunan rupiah bisa menyejahterakan rakyatnya. Asal APBD-nya dikelola secara benar, jujur, transparan, dan tidak dikorupsi.

“Tapi selama ini kan dibuat banca'an,” kata pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojoketo itu di depan para Ikfina-Gus Bara (Ikbar) di Masjid Kampus KH Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto, tadi malam (Jumat/13/8/2021).

Kiai Asep mencontohkan Kabupaten Mojokerto yang APBD-nya Rp 2,7 triliun. Bahkan APBD Bojonegoro mencapai Rp 6,2 triliun dan Pemkot Surabaya Rp 9.8 triliun.

“Jadi sebetulnya bisa menyejahterakan rakyat,” katanya.

Karena itu, Kiai Asep minta agar pemerintahan Kabupaten Mojokerto yang kini dipimpin Bupati Ikfina Fahmawati dan Wakil Bupati Muhammad Al-Barra (Gus Bara) dijaga agar bisa melaksanakan program pemerintah dengan baik, tidak terkontaminasi orang-orang tak bertanggung jawab.

“Bu Ikfina itu orang baik. Bu Ikfina puasa Daud (sehari puasa sehari tidak). Begitu juga Mas Bara. Mas Bara itu tak butuh uang. Karena dari SPBE-nya saja setiap bulan Rp 200 juta. Tidak kerja pun Mas Bara itu dapat Rp 200 juta. Mas Bara itu jadi wakil bupati hanya untuk mengabdi, memberi pengabdian. Karena khoirunnas anfa'uhum linnas (sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi manusia lain),” kata Kiai Asep.

Meski demikian, Kiai Asep mengaku heran kok ada saja oknum yang berusaha untuk mempengaruhi bupati dan wakil bupati. Misalnya jual beli jabatan.

"Dalam kondisi seperti ini masih ada saja orang yang berusaha untuk melakukan jual beli jabatan. Saya tegaskan jangan ada jual beli jabatan,” katanya. Bahkan, kata Kiai Asep, mereka bukan hanya melakukan jual beli jabatan, tapi juga menyunat anggaran pemerintah yang sejatinya untuk kesejahteraan rakyat.

(Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. terjun langsung ke tengah masyarakat Mojokerto. Ini saat Kiai Asep ke sungai saat mau menebar ikan. Foto: bangsaonline.com)

Kiai Asep mengingatkan bahwa kita sudah 76 tahun merdeka. Tapi kondisi Indonesia masih belum bisa diharapkan. “Kita malah dijajah oleh bangsa sendiri,” kata Kiai Asep sembari memberi contoh soal pengadaan vaksin yang hingga sekarang masih mengandalkan impor.

“Kita dijajah bangsa sendiri lewat negara lain,” kata Kiai Asep. Padahal, kata Kiai Asep, banyak sekali anak bangsa yang pintar dan punya kemampuan. Bahkan mereka juga telah menunjukkan berbagai temuan vaksin dan sejenisnya, tapi tidak diberi kesempatan untuk tumbuh dan terlibat dalam penanganan Covid-19.

Karena itu, Kiai Asep mengaku akan mencoba memulai pemerintahan yang bersih, akuntabel, dari Kabupaten Mojokerto. “Kita jadikan Kabupaten Mojokerto sebagai miniatur Indonesia maju, bersih, adil dan makmur sejahtera,” kata Kiai Asep.

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO