Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jatim Gelar Harlah Serba 71

Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jatim Gelar Harlah Serba 71 PW Fatayat NU Jatim merayakan harlah ke-71 dengan berbagai kegiatan ibadah dan sosial yang semua serba 71. foto: ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Banyak cara yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama (NU) di sejumlah daerah dalam memperingati hari lahirnya ke-71 yang jatuh hari ini. Seperti halnya Pimpinan Wilayah (PW) NU Jawa Timur yang menyelenggarakan ragam kegiatan dengan serba angka 71.

Dengan tajuk ‘Adaptasi Tantangan Masa Kini Untuk Ketahanan Perempuan’, mereka menggelar beberapa kegiatan. Mulai dari Ziarah Kubur 710 Pendiri NU dan Ibu Nyai, Sepekan 7.100 Bendera NU Berkibar, dan Berbagi 71 Nasi Tumpeng Mini yang berlangsung di Kantor PW NU Jawa Timur di Surabaya.

“Semua kegiatan telah dilaksanakan secara serentak dari mulai tanggal 11 April 2021 hingga tanggal 20 Mei 2021 mendatang. Dan hari ini PW NU Jawa Timur melaksanakan acara puncak Harlah ke-71. Alhamdulillah, semua persiapan berjalan lancar sesuai yang diharapkan,” ungkap Ketua Panitia Harlah ke-71 NU, Awin Tammah, Sabtu (24/4/2021).

Awin menjelaskan, agenda yang digelar dengan dominasi angka 71 tersebut merupakan lambang usia NU.

“Peringatan Harlah NU kali ini juga menyelenggarakan Tasharruf 10.000 Mukena, Lomba Kultum Ngaji ala Difa, serta agenda Ramadhan Sehat Cegah Stunting Bersama Ibu Hamil,” ungkapnya.

Sebagai puncak acara harlah ke-71, akan digelar agenda Jawa Timur Mengaji di Kantor PW NU Jatim. Setelah itu akan dilanjutkan dengan agenda pembagian 71 tumpeng mini untuk takjil, dan diakhiri dengan istighotsah dan doa bersama.

Dewi Winarti, Ketua PW NU Jawa Timur menjelaskan bahwa segala macam kegiatan Harlah dilakukan secara sederhana, demi menjaga suasana tetap kondusif di tengah pandemi Covid-19. Namun, kata dia, hal tersebut tidak mengurangi esensi pesan yang ingin disampaikan kepada seluruh perempuan di Jawa Timur.

" NU Jawa Timur semakin menegaskan langkahnya untuk pendampingan dan penguatan kelompok perempuan produktif dalam beradaptasi dengan tantangan masa kini. NU harus mampu membaca dinamika pergerakan zaman dan bisa menjadi rujukan pengetahuan dengan tetap berpegang teguh pada nilai tawassuth (moderat), tawazzun (seimbang), tasammuh (toleran), dan i’tidal (tegak lurus), serta amar ma’ruf nahi mungkar.

Kegiatan ini digelar sebagai salah satu cara meneladani semangat perjuangan para pendiri NU dalam mensyiarkan ahlussunnah wal jama'ah dalam bingkai ketahanan perempuan. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO